News . 22/09/2020, 05:00 WIB
SUNGGUMINASA - Pasien RSUD Syekh Yusuf menumpuk. Tidak dilayani. Alasannya, alat rapid test habis.
Itu dialami Diana, keluarga pasien RSUD Syekh Yusuf, Minggu malam, 20 September. Ia terpaksa menghubungi rekannya, Andi Tenri Indah agar segera bawa alat rapid test ke rumah sakit.
"Saya sampai jam dua subuh di rumah sakit temani (Diana). Saya belikan alat rapid test karena alasan pegawai di sana, alat rapid test habis sejak hari Sabtu," kata Andi Tendri Indah, Senin, 21 September.
"Jujur saja. Saya dengan Diana merasa terpukul dengan keadaan itu. Kacau sekali," ungkapnya seperti dikutip dari Harian Fajar (Fajar Indonesia Network Grup).
Seharusnya lanjutnya, alat rapid test harus selalu tersedia. Sebab, peralatan tersebut jelas anggarannya. "Jangan ada istilah jatah. Tidak boleh begitu. Semuanya harus diperlakukan sama," tegasnya.
Ia pun mengaku tidak dapat berbuat banyak. Sebab, prosedur penanganan pasien sudah demikian. Wajib menjalani pemeriksaan rapid test, atau Swab terlebih dahulu. "Begitulah prosedurnya," imbuhnya.
Alat tes rapid sebutnya tidak habis. Hanya saja, perawat yang tidak tahu hal tersebut. "Ini juga hanya mis komunikasi saja. Jangankan rapid test. Swab juga bisa," ungkapnya.Hasanuddin tak ingin memperpanjang bahas hal itu.
Hingga akhirnya ia meminta izin dengan alasan ada urusan lain yang harus dituntaskan. (ans)
PT.Portal Indonesia Media
Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210
Telephone: 021-2212-6982
E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com