UPTD Butuh Waktu Tangani PKL Dadaha

fin.co.id - 08/09/2020, 03:00 WIB

UPTD Butuh Waktu Tangani PKL Dadaha

Pesawat milik maskapai Citilink terdampak abu vulkanik erupsi Gunung Ruang di Bandara Sam Ratuangi, Manado, Sulawesi Utara

CIHIDEUNG – Salah satu persoalan di Dadaha yakni Pedagang Kaki Lima (PKL) yang keberadaannya mengganggu kenyamanan pengunjung yang hendak berolahraga. UPTD Pengelola Dadaha masih perlu waktu untuk menatanya.

Persoalan PKL itu dikeluhkan beberapa warga Kota Tasikmalaya, salah satunya Dandan Haryono SSos MSi yang setiap Hari Minggu rutin berolahraga di Dadaha. Dia merasa nyaman dengan sarana yang tersedia di kawasan pusat olahraga itu. “Apalagi sejak New Normal makin banyak yang olahraga,” ungkapnya kepada Radar, Minggu (6/9).

BACA JUGA:  Jokowi Ingatkan Waspada Klaster Baru Jelang Pilkada

Menurutnya bertambahnya warga yang berolahraga merupakan hal yang positif. Apalagi di tengah pandemi di mana warga perlu meningkatkan kondisi fisik. “Terlebih dalam upaya menjaga daya tahan tubuh,” katanya seperti dikutip dari Radar Tasikmalaya (Fajar Indonesia Network Grup).

Namun di sisi lain PKL malah ikut berdatangan berjualan di Dadaha. Hal ini menurutnya cukup mengganggu khususnya di kawasan jogging track. “Meski sudah dipasang larangan berjualan, ternyata tetap saja ada yang masuk, terutama di Minggu pagi,” ujarnya.

Selain itu dia pun meminta instansi terkait bisa mensterilkan jogging track dari parkir motor sebab posisinya tidak berbeda dengan para pedagang kaki lima. “Sama-sama mempersempit jalur buat jogging, apalagi ada doger monyet segala. Sebagai pecinta olahraga saya resah dengan kesemrawutan ini, saya harap area jogging track Dadaha bisa kembali pada fungsi semula yakni untuk berolahraga,” terangnya.

Terpisah, Kepala UPTD Pengelola Kompleks Dadaha Dadi Sopardi mengakui kondisi tersebut. Namun pihaknya belum bisa banyak berkomentar dulu karena baru beberapa hari menjabat di UPTD. “Nanti kita akan evaluasi,” tuturnya.

BACA JUGA:  Kejar Penyaluran KPR Subsidi, Bank BTN Rilis Fitur Anyar untuk KPR BP2BT

Menurutnya, untuk menangani PKL dan pengunjung yang memarkirkan motornya di jogging track bukan hal mudah. Pihaknya tidak ingin langkah yang dilakukan malah memicu konflik. “Karena rintangannya banyak,” ucapnya satire.

Namun pihaknya berkomitmen untuk melakukan penataan di Dadaha. Dia berencana untuk melakukan pendekatan dengan para pedagang dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya. “Nanti kita akan komunikasi dengan pemuda sekitar dan juga karang taruna,” ujarnya.

Pihaknya pun punya keinginan yang sama dengan para pengunjung. Ke depannya dia ingin Dadaha bisa memberikan kenyamanan bagi warga yang berolahraga. “Tapi kami pun perlu dukungan dari semua pihak,” pungkasnya. (rga)

Admin
Penulis