JAKARTA - Ketenangan dalam berbicara, serta pemikirannya yang luas khususnya dalam bidang agama dan pendidikan, menjadikan Prof Abdul Malik Fadjar sebagai tokoh senior yang dihormati khususnya di kalangan Muhammadiyah.
Namun takdir berkata lain, sosok ramah itu pamit. Ia wafat di RS Mayapada, Kuningan Jakarta, dalam usia 81 tahun. ”Keluarga besar Kementerian Agama menyampaikan duka cita mendalam atas wafatnya Bapak Abdul Malik Fadjar (Menteri Agama era Presiden BJ Habibie, Mei 1998-Oktober 1999). Semoga Allah menerima amal baik almarhum dan menempatkannya pada tempat terbaik di sisi-Nya. Aamiin,” ujar Menteri Agama Fahcrul Razi, Senin (7/9).
BACA JUGA: Tengku Zul: Ada Negeri Seberang Pluto, Ekonomi Nyungsep yang Disalahkan Khilafah
Sementara itu, Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu’ti membenarkan, Senin (7/9) petang Abdul Malik Fadjar pamit. ”Beliau berpulang ke Rahmatullah,” terang Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu’ti di Jakarta. Abdul Malik Fadjar merupakan cendikiawan yang pernah duduk sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden yang menjabat sejak 19 Januari 2015.Ia juga pernah menjabat sebagai Menteri Pendidikan Nasional pada Kabinet Gotong Royong. Ia adalah lulusan tahun 1972 dari Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel Malang. Pengabdiannya di Kemenag terakhir sebagai Dirjen Pendidikan Islam di Kemenag dan mengantarkannya menjadi Menteri Agama.
”Beliau itu ya pejuang juga guru bagi kami. Cendikawan yang kami kenal tak mau menyerah, gigih. Pemikirannya maju dan selalu bersikap optimistis. Atas dedikasi dan keuletannya itulah Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menjadi salah satu universitas swasta terkenal di negeri ini. Tentu tidak hanya megah dan indah, tapi juga maju dan modern,” tutur Abdul Mu’ti.
BACA JUGA: Telepon Trump, Raja Salman Tegaskan Tak Ada Normalisasi dengan Israel Sebelum Palestina Merdeka
Prof Dr Muhadjir Effendi yang sekarang Menko Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan, kata Anwar, adalah salah seorang kader dan anak didiknya. ”Memberikan pendidikan, mengajarkan sesuatu dengan gaya dan caranya. Membuat orang cepat menangkap. Dedikasinya begitu luar biasa. Kita kehilangan seorang cendikiawan muslim yang mencintai ilmu pengetahuan,” tuturnya.Bagi Mu'ti jelas saja Profesor Malik merupakan seorang yang tidak asing karena menjadi promotor disertasinya. ”Jasanya luar biasa. Saya khususnya warga persyarikatan, umat dan bangsa tentu begitu kehilangan beliau yang selama ini menjadi panutan,” imbuhnya.
Malik Fadjar kerap menekankan motivasi. Disiplin dan sungguh-sungguh bekerja. ”Dan ber-Islam secara luas dan luwes. Memiliki adab dan tata berbicara yang mudah dimengerti. Semoga Almarhum mendapat tempat yang layak di sisi Allah SWT,” tutupnya. (fin/ful)