News . 05/09/2020, 09:35 WIB
JAKARTA - Pernyataan Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi terkait paham radikal masuk melalui orang berpenampilan menarik atau good looking dan hafidz
memicu reaksi keras. Pernyataan Menag dinilai melukai umat Islam.
Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Muhyiddin Junaidi menilai pernyataan Menag Fachrul Razi sangat menyakitkan umat Islam. Karenanya dia meminta agar pernyataan tersebut ditarik kembali
"MUI minta agar Menag menarik semua tuduhannya yang tak mendasar. Sebab itu sangat menyakitkan dan mencederai perasaan umat Islam yang sudah punya andil besar dalam memerdekakan negara ini dan mengisi kemerdekaan dengan karya nyata," tegasnya kepada wartawan, Jumat (4/9).
Dia pun menilai ketidakpahaman Menag dengan isu-isu radikal. Selain itu, Menag juga tidak mempunyai data yang akurat tentang isu radikalisme. Karenanya, jangan sampai, Fachrul mendukung pihak-pihak yang mempunyai agenda terselubung.
Ketua Hubungan Kerja Sama Internasional PP Muhammadiyah ini mengatakan seharusnya Fachrul Razi yang memiliki latar belakang militer lebih mengerti tentang peran umat Islam Indonesia. Harusnya peran umat Islam di Indonesia dijadikan rujukan untuk menciptakan stabilitas nasional, persatuan dan kemajuan di tengah kebhinnekatunggalikaan.
"Menag harus banyak baca literatur yang benar. Bukan hanya membaca ceramah yang disiapkan oleh pihak yang sengaja punya hidden agenda di negeri ini. Seharusnya ia berterima kasih dan membantu semua pihak yang mendorong proses islamisasi di kalangan generasi muda dan ghirah umat Islam yang ingin menghafal Al-Qur'an," tegasnya.
Muhyiddin mengatakan Fachrul kerap menyudutkan umat Islam sejak menjabat Menag. Padahal, ada pengikut agama lain juga yang melakukan gerakan radikal.
Wakil Ketua Komisi VIII Ace Hasan Syadzily juga menilai pernyataan Menag tersebut sangat tidak tepat. Dia pun meminta agar Fachrul mempelajari secara komprehensif soal cara penyebaran paham radikal.
"Pernyataan Menteri Agama RI soal radikalisme yang masuk ke masjid-masjid melalui seorang anak yang menguasai bahasa Arab dan good looking tidak sepenuhnya tepat," katanya.
Dia menilai good looking dan hafidz Al-Qur'an hanya menjadi salah satu modus saja. Karenanya, Menag diminta tidak menggeneralisasi. Sebab itu dapat memunculkan kekeliruan di masyarakat.
Dia pun menyarankan agar Fachrul mempelajari lebih dalam kajian terkait paham radikal. Dan Menag bisa bekerja sama dengan organisasi keagamaan, seperti NU dan Muhammadiyah.
"Ada banyak studi dan kajian yang telah telah dilakukan untuk menelusuri mengapa paham radikalisme itu menyebar. Salah satunya melalui media sosial. Sebaiknya Pak Menteri mempelajari dulu secara komprehensif berbagai kajian dan studi tentang bagaimana paham radikalisme itu menyebar. Sebaiknya Menteri Agama bekerja sama dengan organisasi keagamaan yang memang sudah teruji soal pemahaman keagamaannya yang moderat, seperti NU atau Muhammadiyah," ungkapnya.
Sementara Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat
(Dirjen Bimas) Islam Kementerian Agama (Kemenag) Kamaruddin Amin menyebut pernyataan Menag Fachrul Razi hanya sebatas ilustrasi.
PT.Portal Indonesia Media
Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210
Telephone: 021-2212-6982
E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com