MALILI - Kekerasan seksual di Luwu Timur cukup tinggi. Delapan bulan terakhir, puluhan anak menjadi korban. Kepala Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak, Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Luwu Timur, Juleha, mengatakan, jumlah anak yang mengalami kekerasan mencapai 21 kasus.
''Terakhir seorang bocah yang disuguhi miniman keras hingga teler di rumah pondok kebun di Towuti, Agustus lalu,'' kata Juleha seperti dikutip dari Harian Fajar (Fajar Indonesia Network Grup), Kamis, 3 September.
Kata dia, kekerasan anak terkait pelecehan seksual mendominasi. Kekerasan seperti ini sangat berbahaya, sebab menyangkut masa depan anak. Selebihnya, terjadi kasus kekerasan dalam rumah tangga.
BACA JUGA: Reza Artamevia Blak-blakan Ungkap Alasan Beri Adjie Massaid Hak Asuh Anak
"Kekerasan seksual tidak diungkap ke publik sebab itu dianggap siri oleh masyarakat," ujarnya.Belakangan ini, Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan anak Kabupaten Luwu Timur aktif menyosialisasikan masalah kekerasan anak dan perempuan.
''Kita minta warga melaporkan kasus kekerasan anak dan perempuan sebab sudah diatur undang-undang,'' jelas Juleha.
BACA JUGA: 12 Provinsi Perbatasan Akan Mendapat Prioritas Saat RTR-KPN dengan Laut Lepas Selesai
Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Luwu Timur, Sukarti menambahkan, tujuan Advokasi Pembentukkan Unit Pelaksanaan Teknis Daerah (UPTD) Perlindungan Perempuan dan Anak dibentuk lantaran kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak dari tahun ke tahun semakin meningkat."Tujuannya bagaimana agar kita bisa mengendalikan masyarakat terutama pada kasus-kasus yang sering kali terjadi," terang Sukarti.
BACA JUGA: Telkom Akselerasi Digitalisasi Modern City Madiun di Tengah Pandemi COVID-19
Plt Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan KB Provinsi Sulsel, Muhammad Iqbal Suhaeb, menjelaskan terkait masalah kekerasan perlu diatasi cepat."Jadi, saya sangat prihatin dengan masalah ini, saya harap kita bisa cegah masalah kekerasan ini sebelum sesuatu hal lain terjadi lagi,” harap Iqbal Suhaeb. (shd/dir)