Perketat Protokol di Fasilitas Kesehatan

fin.co.id - 03/09/2020, 03:00 WIB

Perketat Protokol di Fasilitas Kesehatan

Pesawat milik maskapai Citilink terdampak abu vulkanik erupsi Gunung Ruang di Bandara Sam Ratuangi, Manado, Sulawesi Utara

INDIHIANG – Tenaga kesehatan yang terkena Covid-19 bukan pertama kalinya terjadi di Kota Tasikmalaya. Dinas Kesehatan perlu melakukan evaluasi untuk memperketat protokol di Fasilitas Kesehatan (Faskes).

Kasus bidan di salah satu Puskesmas hari Senin kemarin (1/9) menambah rentetan tenaga kesehatan yang terkena wabah Covid-19. Sebelumnya, beberapa perawat di RSUD dr Soekardjo pun mengalami hal serupa.

Anggota Komisi IV DPRD Kota Tasikmalaya Ahmad Junaedi Shakan mengaku prihatin tenaga kesehatan kembali terkena wabah Covid-19. Gugus Tugas harus menelusuri bagaimana bidan di salah satu Puskesmas itu tertular. “Apa di lingkungan kerjanya, atau tertular ketika aktivitas di luar,” ungkapnya kepada Radar, Selasa (1/9).

BACA JUGA:  Di Tengah Pandemi, RUPSLB BNI Manfaatkan e-Proxy eASY.KSEI

Ini pun harus menjadi evaluasi bagi protokol kesehatan baik di Puskesmas, rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya. Hal ini untuk mencegah adanya penularan di lembaga pelayanan kesehatan. “Bukan hanya petugas, risikonya bisa menular kepada warga yang dilayani,” terangnya seperti dikutip dari Radar Tasikmalaya (Fajar Indonesia Network Grup).

Selain itu, para tenaga kesehatan juga harus terus diingatkan supaya bisa menerapkan protokol kesehatan di mana pun berada. Jangan sampai mereka lalai ketika berada di luar lingkungan kerja. “Tenaga kesehatan harus menjadi contoh juga bagi masyarakat untuk tertib dalam protokol kesehatan,” tuturnya.

Pengetatan ini bukan bermaksud memberikan beban atau menyulitkan para tenaga kesehatan. Justru untuk melindungi mereka dari mulai dokter, perawat, bidan dan petugas medis lainnya. “Mereka kan pilar utama dalam penanganan Covid-19 ini, jadi harus dijaga,” tuturnya.

Jika tenaga medis terus berguguran, secara otomatis akan mengganggu pelayanan kesehatan untuk masyarakat. Karena pelayanan medis tentunya tidak bisa dilakukan oleh orang sembarangan. “Bukan hanya soal penanganan Covid-19 saja, pelayanan kesehatan lainnya bisa terhambat,” katanya.

BACA JUGA:  Perdana Menteri Norwegian Sebut Aksi Bakar Alquran sebagai Kebebasan Berekspresi

Sementara itu, penyebab bidan Puskesmas yang positif masih belum terungkap. Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, dr Uus Supangat belum memberikan respons saat dikonfirmasi.

Sebelumnya, diberitakan, salah seorang bidan dijemput oleh tenaga medis dengan APD (alat pelindung diri) lengkap dan diamankan di ruang isolasi RSUD dr Soekardjo, Senin (31/8). Puskesmas Urug tempat bidan tersebut berdinas pun untuk sementara ditutup.

Dari informasi yang dihimpun Radar, bidan tersebut masuk ruang isolasi sekitar pukul 11.00. Perempuan itu mengalami gejala batuk-batuk.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, dr Uus Supangat mengatakan positifnya satu bidan diketahui berdasarkan hasil pemeriksaan rutin kepada tenaga kesehatan. Kemarin pagi, pihaknya mendapat laporan salah bidan positif Covid-19. “Minggu malam (30/8) hasilnya keluar, dan tadi (kemarin, Red) pagi kita baru dapat laporan,” ungkapnya kepada Radar.

BACA JUGA:  Dikabarkan Talak Cerai, Rizky D’Academi: Ya Allah Mudahkanlah Urusanku

Saat ini, kata Uus, bidan tersebut sudah dilakukan perawatan di ruang isolasi. Diharapkan pasien tersebut bisa kembali sembuh. “Sekarang masih dalam perawatan,” ujarnya.

Ditemukannya satu bidan positif Covid-19 ini, berdampak pada pelayanan di Puskesmas Urug. Sehingga untuk sementara waktu harus ditutup, pelayanan kesehatan dialihkan ke Puskesmas Kawalu. “Kita akan lakukan sterilisasi dulu, jadi sementara Puskesmas Urug tidak beroperasi,” terangnya.

Tracking pun, sambung Uus, dilakukan dengan memeriksa orang-orang yang pernah melakukan kontak dengan pasien. Ada pun sasarannya, yakni keluarga dan petugas di Puskesmas Urug. “Tentu kita akan lakukan tracking ke mereka, dan juga dengan siapa saja yang pernah melakukan kontak,” katanya.

Terkait asal-usul bidan tersebut bisa terserang Covid-19, pihaknya belum bisa memastikannya. Hal itu perlu penelusuran lebih dalam untuk bisa mendapatkan kejelasan. “Nanti kita lihat perkembangan,” katanya.

BACA JUGA:  Lagu Wake Me Up When September Ends Menggema di Twitter, Vokalis Green Day Ungkap Cerita

Munculnya bidan yang positif menambah deretan pasien yang saat ini masih dalam penanganan. Berdasarkan data Gugus Tugas, sampai hari Senin 31 Agustus 2020 ada 7 pasien yang menjalani karantina. “Mudah-mudahan jangan bertambah lagi,” katanya.

Lanjut dr Uus, ini harus menjadi warning untuk masyarakat supaya tertib melaksanakan protokol kesehatan. Terbukti ancaman wabah Covid-19 masih tetap ada. “Kami minta warga supaya tidak menganggap virus ini sepele,” katanya.

Di sisi lain, Wali Kota Tasikmalaya Drs H Budi Budiman menginstruksikan petugas patroli lebih intensif bergerak. Hal ini, demi menjaga masyarakat dari ancaman wabah. “Gugus Tugas terus patroli, dan warga juga tolong taati protokol kesehatan,” imbuhnya. (rga)

Admin
Penulis