JAKARTA - Kasus COVID-19 di Indonesia semakin tinggi. Memasuki awal September jumlah yang telah terkonfirmasi positif COVID-19 mencapai 177.571 kasus.
Penambahan kasus COVID-19 di Indonesia yang lebih dari 2.000 per hari harus dijadikan dasar untuk segera mengevaluasi program penanganan. Ketua DPR Puan Maharani meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) lebih mengutamakan keselamatan dan kesehatan masyarakat dalam menangani pandemi tersebut.
“Saat ini adalah saat krusial bagi pemerintah untuk bergotong royong bersama DPR, untuk mengevaluasi. Kalau memang saat ini adalah waktu untuk kita menginjak rem, jangan mempercepat laju dari apa yang menjadi keinginan kita, keselamatan dan kesehatan masyarakat lebih penting dari segala-galanya,” ujarnya di Gedung Parlemen, Jakarta, Selasa (1/9).
BACA JUGA: Sinopsis Maggie, Perjuangan Ayah Menemani Anaknya yang Akan Menjadi Zombie
Dikatakannya, dirinya menerima laporan tentang kapasitas rumah sakit yang tak mencukupi menampung pasien COVID-19. Karenanya dia meminta agar pemerintah memaksimalkan fungsi Puskesmas sebagai garda terdepan penanganan COVID-19. Puskesmas harus dapat menyikapi kondisi darurat saat ini.“Fungsi Puskesmas dimaksimalkan dan diintegrasikan dalam sistem penanganan pasien COVID-19,” katanya.
Politisi PDI Perjuangan itu pemerintah dapat mencermati dan mengevaluasi seluruh kebijakan yang dijalankan. Puan meminta pemerintah mengutamakan keselamatan dan kesehatan masyarakat serta petugas medis, seiring dengan upaya memperbaiki kondisi perekonomian.
“Kami berharap pemerintah bisa melakukan hal strategis dalam mengatasi hal ini. Jangan membiarkan, jangan sepertinya tidak apa-apa. Sudah waktunya pemerintah mengetatkan protokol COVID-19 agar masyarakat kembali waspada, penting menjaga kesehatan diri, lingkungan, dan masyarakat,” ungkapnya.
BACA JUGA: Usai Diperiksa Sebagai Tersangka, Eks Kepala BPN Bunuh Diri, Ini Jenis Pistolnya
Tak lupa dia juga menyampaikan rasa belasungkawa atas gugurnya 100 dokter yang menangani pandemi COVID-19. Bagi Puan, para dokter dan tenaga medis adalah pahlawan kesehatan.“Kami sangat berduka, atas gugurnya dokter yang menjadi pahlawan kesehatan dalam menangani pandemi COVID-19. Pemerintah harus memikirkan langkah-langkah cepat agar ketersediaan dokter dan tenaga kesehatan tetap memadai dalam penanganan COVID-19,” tegasnya.
Senada, Ketua MPR Bambang Soesatyo mendorong Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan pihak rumah sakit, mencari solusi meningkatkan upaya penyembuhan pasien COVID-19.
"Kemenkes dan pihak RS bersama cari solusi tingkatkan penyembuhan pasien, termasuk potensi beban rumah sakit yang diprediksi akan semakin meningkat," ujarnya.
BACA JUGA: Partama Kali Diperiksa Inspektorat, Begini Kata Sekdes Rawa Rengas
Dikatakannya, beban rumah sakit yang meningkat berdampak perawatan yang maksimal. Karenanya, Kemenkes perlu menyediakan tambahan anggaran untuk menambahkan kapasitas ruang perawatan dan kelengkapan perawatan di rumah sakit, termasuk rumah sakit rujukan, tempat tidur di ICU, ruang isolasi, ventilator, obat-obatan yang dibutuhkan, hingga jumlah tenaga medis yang memadai."Sehingga pasien tidak perlu harus berkali-kali dirujuk ke rumah sakit yang berbeda untuk mendapatkan ruang perawatan inap di unit perawatan intensif/ICU," katanya.
Dia juga mendorong pemerintah betul-betul memerhatikan kesehatan tenaga medis yang bertugas menangani COVID-19.
"Sehingga diperlukan upaya pencegahan yang lebih serius, dimulai dari kelengkapan Alat Pelindung Diri hingga kebutuhan gizi tenaga medis agar dapat terpenuhi dengan baik, sehingga dapat mencegah penularan COVID-19 di lingkungan rumah sakit," jelasnya.
BACA JUGA: Arahan Menteri Tito ke BNPP: Penyerapan Anggaran Ditingkatkan
Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito menyebut kenaikan kasus konfirmasi positif COVID-19 nasional secara mingguan naik sebesar 32,9 persen. Lima provinsi penyebaran tertinggi yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan Timur, DKI Jakarta dan Jawa Timur."Lima kenaikan kasus tertinggi yaitu di Jawa Barat lebih dari 100 persen dari 707 kasus menjadi 1.681 kasus, Jawa Tengah naik 56,4 persen dari 837 kasus menjadi 1.309 kasus, Kalimantan Timur naik 39,2 persen dari 732 kasus menjadi 1.019 kasus. Untuk DKI Jakarta naik 36,9 persen dari 4.067 kasus menjadi 5.568 kasus dan Jawa Timur naik 20,8 persen dari 2.401 kasus menjadi 2.901 kasus," bebernya.
Sementara hingga 1 September pukul 12.00 WIB, jumlah penambahan kasus COVID-19 mencapai 2.775. Sehingga akumulasi kasus konfirmasi COVID-19 di Indonesia menjadi 177.571 kasus.
Untuk pasien sembuh berdasarkan Data Satuan Tugas Penanganan COVID-19 bertambah 2.098 orang, sehingga total pasien sembuh mencapai 128.057 orang. Sedangkan kematian baru bertambah 88 kasus. Total hingga saat ini menjadi 7.505 orang.