News . 26/08/2020, 11:23 WIB
JAKARTA- Anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi PKS, Mulyanto, mengusukan agar Komisaris Utama PT. Pertamina, Basuki Tjahya Purnama atau Ahok dipecat dari jabatannya.
Mulyanto menilai, selama Ahok bergabung di perusahaan pelat merah itu, mantan Gubernur DKI Jakarta itu, tidak ada prestasi yang layak dibanggakan. Menurutnya pertamian butuh gagasan besar.
"Pemerintah jangan sungkan mengevaluasi kerja komisaris utama yang sekarang. Jika memang tidak mampu pecat saja. Ganti dengan figur profesional yang memahami kerja dunia perminyakan. Pertamina butuh gagasan besar. Bukan omong besar,” ujar Mulyanto dikutip dari laman pribadinya, pakmul.id, Rabu (26/8).
Mulyanto melanjutkan, pada pekan lalu, Pertemina tidak masuk daftar Fortune Global 500. Sekarang Pertamina kembali rugi Rp11,13 triliun di semester pertama tahun 2020.
Wakil Ketua FPKS Bidang Industri dan Pembangunan ini mempertanyakan kerja Ahok selama bergabung di Pertamina. Sebagai komisaris utama Pertamina Ahok harusnya mampu melakukan pengawasan agar perusahaan yang dipimpinnya lebih baik.
Mulyanto lantas mengungkit ucapan Ahok yang mengklaim hanya dengan menutup mata, Pertamina bisa untung.
“Waktu itu Ahok bilang, merem saja Pertamina sudah untung. Asal diawasi. Nah kalau sekarang Pertamina rugi, artinya apa? Apa Ahok tidak mengawasi. Kok nyatanya Pertamina bisa rugi,” ujar Mulyanto.
Secara teori, kata Mulyanto, di semester pertama tahun 2020 ini Pertamina harusnya untung. Bukan rugi seperti sekarang. Sebab di saat harga minyak dunia anjlok ke angka yang paling rendah sepanjang sejarah, Pertamina tidak menurunkan harga BBM sedikitpun. Termasuk harga BBM non-subsidi yang harganya mengikuti harga minyak dunia.
“Secara perhitungan kasar, Pertamina harusnya untung besar,” ujar Mantan Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian era Presiden SBY ini. (dal/fin)
PT.Portal Indonesia Media
Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210
Telephone: 021-2212-6982
E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com