News . 24/08/2020, 13:34 WIB
MAKASSAR — Ciri-ciri anak yang mengalami kekerasan seksual bisa diketahui secara fisik dan psike. Tetapi, respons orang tua atau keluarga menjadi penentu kualitas traumanya.
Selama tahun 2020, tindak kekerasan seksual pada anak meningkat hingga 30 persen (fajar.co.id/Kamis, 23 Juli 2020). Untuk itu, orang tua perlu mawas diri. Proteksi anak dan kenali perilakunya.
Dosen Fakultas Psikologi UNM, Novita Maulidya Jalal S Psi M Psi Psikolog mengungkapkan beberapa ciri-ciri anak berdasarkan indikator fisik dan psikenya. Namun, sebelum itu, ia mewanti-wanti agar orang tua atau keluarga mendahulukan respons dengan mengontrol emosi dan menata perasaan, setelah mengetahui ciri-cirinya. “Karena anak akan semakin tertutup jika langsung direspons berlebih,” ujarnya seperti dikutip dari Harian Fajar (Fajar Indonesia Network Grup), Minggu, 23 Agustus.
Ciri-ciri lain adalah bernyanyi dengan nada yang tidak biasa dilantunkan sebelumnya. Bahkan, lantunan seakan-akan sangat romantis atau memainkan nada dengan mulut. Lalu mimiknya seakan terlihat membayangkan saat melakukan seks. Kemudian, ada juga yang berusaha mempermainkan kelamin. Perempuan misalnya, memasukkan sesuatu ke vagina, dan untuk laki-laki, mempermainkan alat kelaminnya.
Terpisah, Spesialis Anak Siloam Hospitals Makassar, Dr dr Bob Wahyudin, SpAK, CIMI menyampaikan, secara dasar, petanda dari indikator fisik memang bisa diketahui. “Tetapi, harus ada pendampingan dokter jika petanda itu ada, setelah itu baru bisa disampaikan mengalami kekerasan,” kata dia. Menurut Bob, ciri-cirinya bisa dengan terdapat mani di vagina atau robek selaput darah. Lebam atau memar pada vagina atau dubur. (fadli/fajar/fin)
PT.Portal Indonesia Media
Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210
Telephone: 021-2212-6982
E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com