TURIN - Setelah 24 jam pascaJuventus meladeni Lyon di fase enam belas besar Liga Champions, akhirnya Presiden Juventus Agnelli memutuskan untuk memberhentikan Marizio Sarri dari kursi pelatih. Penggantinya adalah Andrea Pirlo, yang sebelumnya didaulat sebagai pelatih U-23 Juventus.
Keputusan ini sudah bisa ditebak usai Juventus kalah dari tim asal Prancis itu. Terlebih makin gencarnya desakan fans Juventus di turin dan penjuru dunia yang meminta managemen segera memberhentikan Sarri di kursi pelatih. ”Terima kasih atas jasamu Marizio Sarri, Grazie di tutto, Mister Sarri.” demikian official resmi Juventus dalam laman resminya yang diunggah Minggu (9/8).
Fanatisme Juventus yang mendengar informasi ini langsung bersuka cita dengan hengkangnya mantan pelatih Chelsea dan Napoli tersebut. Alasannya sederhana, Juventus satu musim di bawah komandonya anjlok. Rasa pahit atas kekalahan Juventus oleh tim sekelas Lyon sulit untuk diterima, apalagi bagi manajemen Juventus dan tim.
Ya, torehan Sarri menukangi Juventus memang buruk. Musim ini merupakan musim paling hancur sejak sembilan tahun terakhir. Ini dibuktikan dengan jumlah gol kemasukan, pertahanan yang lemah, dan tipisnya jarak klasemen akhir dengan rivalnya Inter Milan yang hanya selisih satu poin.
Sarri juga disebut pukan pelatik yang cemerlang di domestik dan dan laga internasional. Ini bisa dibuktikan saat Sarri mengarsiteki Napoli demikian pula dengan Chelsea.
Presiden Agnelli angkat bicara di akhir pertandingan melawan Lyon dan sambil mengungkapkan kekecewaan yang dapat dimengerti karena tersingkir dari Liga Champions, dia dengan bangga mengingat kejuaraan kesembilan berturut-turut yang baru saja dia menangkan dan meluncurkan kembali tantangan untuk musim depan.
Presiden Juventus Agneli juga sempat membuat postingan di halaman resmi Juventus. Dia mengaku musim 2019-2020 merupakan musim yang sangat sulit.
”Kami memperoleh hasil yang bagus dengan kejuaraan kesembilan. Di bawah Sarri Juventus mendapatkan hasil terendah dalam sejarah. Mengenai Liga Champions, itu adalah mimpi sebelumnya, sekarang menjadi gol dan bermain seperti ini mengecewakan bagi kami, untuk para pemain dan untuk para penggemar, ini memang mengecewakan,” terangnya.
Sebuah kejuaraan, sambung Agneli memiliki cerita yang berbeda dan setiap tahun. ”Semua tim memulai dengan poin nol. Tahun ini kami telah banyak berubah dan ini dapat menyebabkan kesulitan, tetapi kami telah mengatasinya dengan memenangkan kejuaraan kesembilan berturut-turut. Bahkan sulit untuk mengatakan sembilan kejuaraan berturut-turut dan kami harus bangga akan hal ini,” paparnya.
”Beberapa hari yang lalu saya memberikan pujian yang besar kepada Nedved, Paratici dan Cherubini dan saya menegaskan kembali penghargaan saya terhadap tim manajemen ini yang akan terus mengejar tujuan kami. Malam ini ada kekecewaan, kami kalah dengan lawan yang sebenarnya di bawah Juventus (Lyon, Red). Hasil Liga Champions memang bukan penilaian utama, tapi bagian dari itu,” ungkap Agnelli.
Sebelum Agneli mengumumkan pemecatan Sarri. Beberapa pemain inti pun menyampaikan pendapatnya terhadap hasil buruk yang dicapai di Liga Champioan termasuk Marizio Sarri.
MARIZIO SARRI: