Mentoring Sebagai Upaya Optimalisasi Penyelenggaraan Program JKN-KIS

fin.co.id - 05/08/2020, 10:46 WIB

Mentoring Sebagai Upaya Optimalisasi Penyelenggaraan Program JKN-KIS

TIGARAKSA – Sebagai langkah untuk mengoptimalkan kompetensi tenaga kesehatan mengelola Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis), BPJS Kesehatan Cabang Tigaraksa Menggelar pertemuan Mentoring Spesialis terhadap Dokter Prolanis PRB Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Wilayah Kabupaten Tangerang di Tangerang, Rabu (22/07). Kegitan tersebut juga dimanfaatkan sebagai salah satu wadah untuk meningkatkan kompetensi tenaga kesehatan di FKTP melalui mentoring oleh dokter spesialis.

“Untuk menguatkan fungsi Puskesmas sebagai gate keeper pelayanan kesehatan kepada peserta JKN-KIS, BPJS Kesehatan berupaya meningkatkan kompetensi tenaga kesehatan di FKTP melalui mentoring oleh dokter spesialis. Jika kompetensi tenaga kesehatan meningkat, maka kualitas pelayanan pun meningkat. Kali ini, kegiatan mentoring diberikan kepada dokter pengelola Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis),” ungkap Kepala Bidang Penjaminan Manfaat Primer BPJS Kesehatan Cabang Tigaraksa Rosmalina.

BACA JUGA:  Sebut Anjing Lebih Berguna Ketimbang Menkes, Jurnalis Narasi TV Dapat Peringatan Keras

Rosmaliana menjelaskan mentoring ini fokus membahas penyakit Diabetes Mellitus (DM) dan Hipertensi (HT), karena penyakit tersebut merupakan kasus terbanyak di Kabupaten Tangerang, bahkan secara nasional. DM dan HT memakan biaya terbesar dalam penjaminan, terutama yang memiliki penyakit bawaan. Dalam peraturan perundang-undangan, BPJS Kesehatan juga memiliki tugas untuk melakukan kendali mutu dan biaya bersama fungsi-fungsi terkait. Oleh karena itu, mentoring terhadap dokter pengelola Prolanis perlu dilakukan agar penanganan DM dan HT dilakukan dengan efektif.

"Kasus Diabetes Mellitus dan Hipertensi di wilayah Tigaraksa ini memang sangat tinggi, bahkan hingga nasional. Tentu dengan adanya kegiatan seperti ini, kami akan terus mengoptimalkan kinerja seluruh tenaga kesehatan dan bersama-sama untuk menekan angka kasus tersebut sehingga memiliki warga yang sehat tanpa dihantui oleh penyakit tersebut," kata Rosmalina.

BACA JUGA:  Video Viral Keris Dianggap Syirik, Fadli Zon Bereaksi Begini

Pada kesempatan yang sama, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Rumah Sakit Mitra Keluarga Gading Serpong Iwandheny Sepmeitutu menyampaikan penanganan pasien DM jangan hanya terpaku pada pemberian obat, tetapi juga edukasi pengendalian perorangan. Hal ini berdasarkan pengalamannya. Iwan pernah mengembalikan pasien DM stabil ke fasilitas kesehatan tingkat pertama, namun ketika pasien tersebut kembali lagi untuk kontrol ke dokter spesialis, kondisinya menjadi tidak stabil akibat pola hidup pasien tersebut.

“Pasien DM itu perlu menjaga pola hidupnya, mulai dari makanan yang dikonsumsi, olahraga, sampai dengan waktu istirahat. Konsumsi obat yang tidak dibarengi dengan menjaga pola hidup akan membuat penanganan DM menjadi tidak efektif. Karena itu, jangan hanya terpaku pada pemberian obat, pemberian edukasi terhadap pasien DM juga sangat diperlukan. Dampaknya apa terhadap Program JKN-KIS? Kendali mutu dan biaya dapat berjalan optimal,” pungkas Iwan. (Adv/Mul/Fin)

Admin
Penulis