Kapolri Mutasi Sejumlah Kapolda

fin.co.id - 05/08/2020, 02:00 WIB

Kapolri Mutasi Sejumlah Kapolda

Pesawat milik maskapai Citilink terdampak abu vulkanik erupsi Gunung Ruang di Bandara Sam Ratuangi, Manado, Sulawesi Utara

JAKARTA - Kapolri Jenderal Pol Idham Azis merotasi sejumlah jabatan strategis di tubuh Polri. Mutasi dilakukan terhadap para perwira tinggi (pati) dan perwira menengah (pamen) di institusi yang dipimpinnya, termasuk sejumlah pejabat utama Mabes Polri dan para kapolda.

Mutasi pati dan pamen tersebut tercantum dalam Surat Telegram Kapolri Nomor ST/2245-2250/VIII/KEP./2020 tertanggal 3 Agustus 2020 yang ditandatangani ditandatangani Asisten SDM Kapolri, Irjen Sutrisno Yudi Hermawan.

Telegram tersebut berisi mutasi 92 perwira tinggi dan perwira menengah Polri. Di antaranya posisi delapan Kapolda, 58 kapolres, dan empat kapolresta.

Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Argo Yuwono membenarkan adanya mutasi jabatan di tubuh Polri.

"Ya, betul. (Mutasi dalam rangka) Penyegaran organisasi," ujarnya, Selasa (4/8).

Dalam surat telegram itu, tercatat beberapa Kapolda yang dimutasi, diantaranya Kapolda Kalimantan Timur Irjen Pol. Muktiono dimutasi menjadi Kadiv Tik Polri, lalu Kapolda Kalimantan Utara Irjen Pol. Indrajit dimutasi sebagai Analis Kebijakan Utama Baharkam Polri.

Demikian juga Kapolda Sulawesi Utara Irjen Pol. Royke Lumowa yang dimutasi sebagai Analis Kebijakan Utama Lemdiklat Polri.(lengkapnya lihat grafis).

Menanggapi hal tersebut, Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane menilai mutasi besar-besaran yang dilakukan Polri terhadap 346 perwira tinggi (pati) dan perwira menengah (pamen) sebagai upaya penyegaran pada jabatan strategis kepolisian.

"(Mutasi tersebut) untuk mengganti orang-orang lama di posisi strategis Polri," ujarnya dalam keterangan tertulisnya.

Dia mengatakan tak ada sesuatu yang istimewa dalam mutasi tersebut. Dia menilai, mutasi tersebut hanya untuk mengukuhkan dan mengonsilidasikan 'kabinet' pilihan Kapolri Jenderal Pol Idham Azis di jajaran kepolisian.

Pada mutasi kali ini, Neta juga tidak melihat adanya keterkaitan dengan pergantian pucuk pimpinan Polri pada awal 2021 mendatang.

"Mutasi ini tidak ada kaitannya dengan suksesi Kapolri," ujar Neta.

Selain langkah penyegaran, mutasi terhadap para pejabat Polri itu juga dinilai sebagai upaya konsolidasi jelang pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah Serentak 2020 pada Desember mendatang.

"Mutasi ini sepertinya juga dilakukan Polri untuk mengantisipasi pilkada serentak akhir tahun ini," kata Neta.

Meski demikian, Neta juga menyoroti terkait promosi yang diberikan AKBP AKBP Napitupulu Yogi Yusuf, suami jaksa Pinangki Sirna Malasari.

Admin
Penulis