JAKARTA- Tokoh Papua, Natalius Pigai menilai, apa yang disampaikan oleh Wasekjen MUI Tengku Zulkarnain dalam ceramahnya, telah mewakili masyarakat di luar Jawa. Seperti diberitakan sebelumnya, ceramah Tengku Zulkarnain dianggap mengolok-olok adat dan budaya Jawa.
"Saya kira Ustad Tengku telah mewakili perasaan mayoritas luar Jawa. 74 tahun Presiden, Wakil Presiden, Mayoritas Menteri Jawa, Kekayaan mengalir ke Jawa," tulis Pigai di akun twitternya, Selasa (28/7).
Pigai melanjutkan bahwa hal-hal semacam itu terlihat seperti ketidak adilan. Dia pun meminta Jokowi membaca signal tersebut.
"Ini Injustice!. Dulu Aceh benci, Saya duga rakyat Papua juga mulai sakit hati. Jokowi mesti baca Signal ini!" katanya.
Sebelumnya, Tengku Zul dalam ceramahnya menggambarkan soal adat dan kebiasaan orang Jawa. Salah satu kebiasaan Jawa yakni berjalan mundur ketika ingin pamitan. Dia lantas membandingkan dengan kebiasaan orang Sumatera.
"Aku dengan gaya Medan ku, tak senang kau, kita selesaikan di luar" kata Zulkarnain.
Sementara itu, Ketua Umum Cyber Indonesia, Muannas Alaidid menilai, Ceramah tersebut telah membangun rasa permusuhan dan berpotensi masuk rana hukum.
"Indikasi pidana oleh @ustadtengkuzul tergambar dalam ceramah itu membangun rasa permusuhan antar etnis jawa dan sumatra sebagai UU No.40/2008 & Ps.156 KUHP." Tulis Muannas di twitternya
Dia menilai, ceramah itu bukan delik aduan, sehingga bisa diproses tanpa laporan. "Kita lihat perkembangan kalau tidak, terpaksa harus ada pihak yang inisiatif buat laporan." Tulis Muannas. (dal/fin)
