Meski Kemarau, Air Masih Melimpah

fin.co.id - 28/07/2020, 16:00 WIB

Meski Kemarau, Air Masih Melimpah

Pesawat milik maskapai Citilink terdampak abu vulkanik erupsi Gunung Ruang di Bandara Sam Ratuangi, Manado, Sulawesi Utara

WONOSOBO – Di masa pertengahan musim kemarau yang masuk akhir bulan Juli, para petani padi masih optimis dengan persediaan air untuk lahan mereka. Bahkan selama sebulan terakhir, beberapa sawah terpantau masih mendapat limpahan air yang memadai dari beberapa sungai utama maupun mata air. Seperti yang terjadi di kawasan Kabutuh kecamatan Kertek, mayoritas petani masih di masa awal tanam padi meskipun curah hujan sudah mulai turun drastis. Beberapa lahan, bahkan masih dipasok debit air yang melimpah selama dua bulan terakhir.

“Kalau di kawasan Kertek, jarang sekali surut airnya, limpahan dari mata air di Sindoro. Jalur yang cukup besar yang dari Damarkasiyan turun dan masih bisa memenuhi ke beberapa lahan, bahkan ada yang sampai kota juga. Dulu ketika tahun 80-an, saat pasar ikan masih dekat alun-alun, limpahan air yang kea rah lahan di kawasan kota masih maksimal, meskipun sekarang juga masih lumayan,” kata Mudakir salah satu pemilik lahan di perbatasan Kertek-Wonosobo seperti dikutip dari Magelang Ekspres (Fajar Indonesia Network Grup), kemarin (27/7).

BACA JUGA:  Gibran Berpotensi Calon Tunggal, Politikus Gerindra: Lawan Orang Solo itu Berat

Namun ada beberapa hal yang dikhawatirkan para petani terkait daya tahan bibit padi yang dibudidayakan dengan sistem tradisional atau turun-temurun. Beberapa jenis padi, seperti Barito dan Ceherang dinilai ada penurunan kualitas dan banyaknya tanaman yang tidak bertahan sampai masa panen.

“Entah karena suhu atau kualitas air atau mungkin juga tanah, tapi setelah tiga kali siklus tanam, biasanya untuk barito tidak begitu bagus di kawasan kertek sampai kota. Tidak tahu kalau di kawasan atas, seperti mojotengah. di sini banyak yang memilih jenis Bengawan,” tuturnya.

Meskipun dari besaran bulir padi lebih kecil dari varietas ciherang maupun Barito, ternyata daya tahannya cukup bagus. Begitu juga dengan perubahan debit air di pergantian musim. Selain menanam padi, para petani juga mengantisipasi perubahan musim dengan beberapa tanaman yang tidak begitu bergantung pada curah hujan seperti kacang-kacangan.

“Selain ditanami padi, biasanya ada juga yang tanam kacang panjang, buncis, atau kacang merah yang cepat panen. Ketika lahan kering masih bisa tahan dan bisa untuk jaga-jaga. Dari sisi harga kacang-kacangan masih lumayan, dibanding sayuran,”pungkasnya. (win)

Admin
Penulis