TIGARAKSA – Ibnu Sogir (32) adalah salah satu dari ratusan juta penduduk Indonesia yang merasa beruntung sudah menjadi peserta program Jaminan Kesehatan Nasional - Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS). Bagaimana tidak, ia dan keluarganya sudah terlindungi oleh program yang diusung pemerintah pada awal tahun 2014 ini.
“Sejak jadi peserta JKN-KIS, saya merasa sudah tidak perlu khawatir soal biaya kalau sewaktu-waktu jatuh sakit. Yang penting ikut prosedur dan sesuai dengan ketentuan, seluruh biaya pasti dijamin oleh BPJS Kesehatan,” ungkap Ibnu ketika ditemui di Kantor BPJS Kesehatan Cabang Tigaraksa, Senin (16/03).
Ibnu mengungkapkan tidak setiap saat ia memiliki uang lebih untuk berobat karena gaji yang ia terima langsung digunakan untuk membeli kebutuhan sehari-hari. Dengan adanya Program JKN-KIS ini, ia tidak perlu merasakan pengalaman seperti dulu ketika ia tidak memiliki jaminan kesehatan.
“Dulu waktu sakit dan nggak punya pegangan uang, mau berobat itu jadi takut. Takut nggak bisa bayar biayanya karena berpikir akan mengeluarkan biaya yang sangat besar. Jadi, kadang beli obat saja di warung dan minum sampai sembuh,” ujar warga Maja, Kabupaten Lebak ini.
Bapak dari dua anak ini menambahkan bukan berarti ketika sudah jadi peserta JKN-KIS, karena sakit sedikit langsung ke dokter. Ia akan lihat dulu beberapa hari, apabila penyakit yang dirasakan tak kunjung membaik, baru ia memeriksakan diri. Menurut Ibnu, terlalu sering minum obat-obatan berbahan kimia juga tidak bagus untuk tubuh. Ia pun berusaha untuk menerapkan pola hidup sehat agar tidak mudah sakit.Ibnu menjadi peserta JKN-KIS dari segmen Pekerja Penerima Upah (PPU) sejak tahun 2017. Ia membayar iuran JKN-KIS dengan potongan gajinya. Meskipun ia dan keluarganya jarang memanfaatkan Program JKN-KIS, ia merasa tidak masalah jika setiap bulan gajinya disisihkan untuk membayar iuran.
“Gaji saya rutin dipotong setiap bulannya ‘kan untuk bayar iuran supaya kartu saya aktif selalu. Jadi, kalau sewaktu-waktu saya sakit dan perlu berobat, bisa langsung dipakai. Kalau ditanya kenapa selalu bayar iuran padahal nggak pernah dipakai, menurut saya itu pola pikir yang salah. Iuran kita ini dipakai oleh orang lain yang sedang sakit untuk membayar biayanya. Gotong royong untuk sesama, kita harus ikhlas, anggap ini sebagai amal kita,” kata Ibnu.
Terkait keberlangsungan Program JKN-KIS ini, Ibnu berharap program ini terus ada untuk membantu masyarakat Indonesia saat sakit. Tentunya, masyarakat juga harus menjaga kesehatan. Ibnu juga mengajak masyarakat untuk segera mendaftarkan diri sebagai peserta JKN-KIS dan jangan tunggu sampai jatuh sakit. Bagi yang sudah menjadi peserta JKN-KIS, Ibnu menekankan agar tidak lupa untuk membayarkan iurannya rutin setiap bulan dan tepat waktu. (Adv/Mul/Fin)