Mendikbud: Pandemi Corona Harus Jadi Lompatan Kebangkitan Indonesia

fin.co.id - 22/07/2020, 06:26 WIB

Mendikbud: Pandemi Corona Harus Jadi Lompatan Kebangkitan Indonesia

Pesawat milik maskapai Citilink terdampak abu vulkanik erupsi Gunung Ruang di Bandara Sam Ratuangi, Manado, Sulawesi Utara

JAKARTA -Indonesia bangkit ditentukan oleh kemampuan kita dalam menghadapi pendemi covid-19. Dan dalam dunia pendidikan, kebangkitan itu ditandai dengan kemampuan pelaku pendidikan dalam beradaptasi dengan teknologi.

Demikian yang disampaikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Nadiem Makarim dalam Webinar Nasional Indonesia Bangkit dengan tema "Pendidikan dalam New Normal" yang diselenggarakan oleh Universitas Advent Indonesia (UNAI), Selasa (21/7) malam.

Dikatakan Nadiem, sistem pembelajaran berbasis teknologi, mau atau tidak mau akan diterapkan di masa-masa mendatang. Sekalipun pandemi Corona telah usai dan pembelajaran kembali dilakukan di sekolah.

"Ke depan, sistem pembelajaran berbasis teknologi secara daring ini tetap akan digunakan. Bukan sebagai pengganti, tapi sebagai pelengkap. Karena itu, para pelaku pendidikan harus beradaptasi dengan pembelajaran sistem daring ini," kata Nadiem.

Lebih lanjut, Nadiem mengatakan bahwa pandemi Covid-19 ini ibarat ledakan yang melemparkan kita semua kepada dunia baru. Tapi ledakan yang dapat menjadi momentum untuk melakukan lompatan. Seperti roket yang melemparkan kita ke angkasa. "Lompatan ini akan menciptakan inovasi dan kebangkitan bagi bangsa Indonesia," tegasnya.

Untuk menyikapi ledakan pandemi Covid-19, Nadiem berpesan, bagi yang berada di zona merah dan kuning untuk tetap menjalankan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). "Bagi yang berada di zona hijau, silahkan memulai untuk belajar di sekolah, tapi tetap dengan menerapkan protokol kesehatan," ujarnya.

Hal senada disampaikan oleh Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbud, Iwan Syahril. Ia mengatakan, ada empat hal yang menjadi catatan penting selama pandemi Covid-19.

Pertama, sikap atau mental nyaman dengan ketidaknyamanan. Kondisi ini akan melahirkan inovasi dan kreatifitas. "Bahkan inovasi itu akan menjadi budaya yang terbiasa dilakukan saat menghadapi situasi tidak nyaman," terangnya.

Kedua, sikap belajar. Artinya, tenaga pendidik dituntut untuk terus belajar kepada siapapun dan di forum-forum apapun.

Ketiga, pembelajaran yang berorientasi pada anak didik. Dengan sistem pembelajaran jarak jauh, pendidik dihadapkan pada kondisi dan latar belakang anak yang berbeda-beda. "Justru dengan situasi seperti itu, proses pembelajaran malah lebih fokus dan berorientasi pada anak didik."

Keempat, pelaku pendidikan terbiasa dan beradaptasi dengan teknologi. "Karena di era revolusi 4.0, penguasaan teknologi adalah sebuah keniscayaan," pungkasnya.

Selain menghadirkan Mendikbud Nadiem Makarim, dan Dirjen Guru dan Tenaga Kemendikbud, Iwan Syahril, webinar juga menghadirkan narasumber lainnya, yaitu; Billy Mambrasar (Staff Khusus Presiden Millenials – CEO Kitong Bisa), Juli Adrian (CEO PT Provisi Education), Doseba T. Sinay (CEO & Direktur Nasional Wahana Visi Indonesia), Albinur Limbong (Wakil Rektor 1, Bidang Akademik Universitas Advent Indonesia), dan Hetifah Sjaifudian (wakil ketua Komisi X DPR-RI).

Admin
Penulis