SLAWI – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Tegal meningkat. Jumlah kematian pasien mencapai 4 orang. Jumlah itu terhitung sejak Januari hingga Juni 2020. Sedangkan di tahun 2019, di periode yang sama, hanya ditemukan dua kasus kematian.
"Kematian akibat DBD memang meningkat, tapi jumlah kasusnya cenderung menurun," kata Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tegal Ari Dwi Cahyani seperti dikutip dari Radar Tegal (Fajar Idonesia Network Grup), kemarin.
Sementara untuk jumlah kasusnya, lanjut Ari, sebanyak 277 orang di tahun 2020 ini. Sedangkan tahun sebelumnya, mencapai 330 orang. Menurutnya, kendati tidak ada peningkatan dari jumlah kasusnya, tapi tidak serta merta disimpulkan sebagai penurunan karena masih ada waktu enam bulan ke depan yang harus diwaspadai.
"Data itu baru enam bulan, jadi belum bisa dikatakan turun," ucapnya.
Ari mengungkapkan, angka DBD tertinggi di Kabupaten Tegal yakni di wilayah Kecamatan Kramat. Jumlahnya mencapai 30 kasus. Menurut Ari, jumlah itu mengalami lonjakan dibandingkan tahun lalu yang hanya 19 orang. Sementara untuk kasus DBD di Kabupaten Tegal ini, didominasi anak-anak. Termasuk kematian akibat DBD sampai dengan akhir Juni tahun ini semuanya anak-anak.
"Tiga orang berusia lima tahun dan satu orang berusia delapan tahun," ungkapnya.
Ari menjelaskan, kasus DBD akan meningkat ketika memasuki musim pancaroba atau masa pergantian musim seperti saat ini. Untuk itu, pihaknya mengimbau kepada masyarakat agar tetap waspada. Dia meminta masyarakat untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk. Selain itu, juga menguras atau membersihkan tempat penampungan air seperti bak mandi, ember air, dan tempat penampungan air lainnya.
"Penampung air harus ditutup rapat. Taburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan," imbuhnya. (yer/gun)
