Pengembang Berharap Suku Bunga KPR Turun

fin.co.id - 21/07/2020, 14:35 WIB

Pengembang Berharap Suku Bunga KPR Turun

Pesawat milik maskapai Citilink terdampak abu vulkanik erupsi Gunung Ruang di Bandara Sam Ratuangi, Manado, Sulawesi Utara

MAKASSAR - Keputusan Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga seharusya bisa berdampak positif bagi sektor properti. Sayangnya itu belum dirasakan sejauh ini.

Dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI beberapa waktu lalu, diputuskan penurunkan suku bunga BI 7 Days Reverse Repo Rate (BI-7DRRR) sebesar 25 basis poin menjadi 4 persen pada bulan Juli ini. Alhasil, BI telah memotong sebanyak 100 basis poin (bps) sebanyak 4 kali tahun ini.

Wakil Ketua DPD REI Sulsel Bidang Promosi dan Pameran, Mustajab Mudji mengatakan, saat ini sektor properti tengah melambat. Sudah seharusnya penurunan BI-7DRRR ini dapat menjadi katalis positif untuk sektor properti.

Sayang, pada kenyataannya kebijakan tersebut belum dirasakan sedikit pun. Padahal penurunan suku bunga kredit, seperti kredit konstruksi sangat dibutuhkan di tengah pandemi Covid-19 saat ini.

"Saya dengar BI sudah turunkan suku bunga lagi, tetapi mulai dari Januari sampai sekarang kita tidak rasakan itu," kata Mustajab seperti dikutip dari Harian Fajar (Fajar Indonesia Network Grup), kemarin.

Idealnya, kata Direktur Utama PT Togika Graha Bakti itu, jika perbankan memang komitmen dan peduli dalam menghadapi pandemi saat ini, suku bunga kontruksi sebesar 12 persen itu bisa turun.

Melihat stimulus yang didapat sejauh ini hanya sebatas penangguhan waktu saja dari program restrukturisasi kredit. Dihitung-hitung beban kreditnya sama saja.

"Tanpa diminta harusnya bank turunkan dong, sebab kami bukan tidak ada penjualan karena tidak ada pembeli tetapi karena kebijakan bank yang semakin ketat," desaknya.

Sekum DPD Apersi Sulsel, Akbar Yusuf berharap, transmisi kebijakan moneter BI ini dapat menurunkan suku bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Hal itu dapat meringankan debitur KPR dan mendongkrak minat pembelian properti.

Selama pandemi, daya beli terpukul. Konsumen cenderung wait and see dengan lebih mengutamakan memenuhi kebutuhan pokoknya.

"Harapan kami perbankan ini objektif menilai. Seharusnya suku bunga KPR dan kontruksi itu diturunkan," pintanya. (tam/iad)

Admin
Penulis