JAKARTA- Politikus PDI-Perjuangan, Wanto Sugito mengaku heran dengan sejumlah kader Partai Demokrat yang mengomentari penetapan Putra Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka sebagai Calon Wali Kota Solo di Pilwalkot Solo 2020.
"Kami heran dengan sejumlah pernyataan elit Demokrat yang muncul di media maupun medsos. Kenapa petinggi Demokrat harus repot mempertanyakan soal penetapan Gibran Rakabuming sebagai calon Walikota Solo yang diusung PDI Perjuangan," kata Wanto dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Senin (20/7).
Sebelumnya, kader Partai Demokrat, Jansen Sitindaon mempermasalahkan pencalonan Gibran. Dia menulis sindirannya melalui akun twitter pribadinya ke Presiden Joko Widodo yang dinilai telah menggunakan Istana Negara sebagai posko pemenang.
Wanto Suginto mengatakan, semasa SBY menjadi Presiden, Istana Negara juga kerap dipakai untuk membahas politik. "Apa perlu dibuka jejak digital, saat SBY di istana kerap bicara tentang partai Demokrat," ujar Wanto.
Wanto meminta Demokrat agar tidak mencampuri urusan daur PDI-P. Dia mengatakan, lebih baik Demokrat mengurus konflik internal nya.
Yang dia maksud konflik Internal Demokrat, yakni adanya pemberitaan bahwa penetapan AHY sebagai Ketua Umum Partai Demokrat secara aklamasi digugat pendirinya.
"Jadi lebih baik Demokrat fokus dulu di internalnya dan mempersiapkan kadernya untuk bertarung di pilkada 2020 daripada meramaikan soal penetapan Gibran," katanya.
"Seharusnya ada kesadaran bahwa cuitan di medsos itu tidak akan memenangkan suara rakyat. Tapi menangis dan tertawa bersama rakyatlah yang membuat kita bahagia," kata Wanto. (dal/fin).