News . 12/07/2020, 09:14 WIB
JAKARTA- Aktivis asal Papua, Natalius Pigai mengaku kecewa dengan dirubahnya museum Hagia Shopia di Istanbul Turki sebagai Masjid. Namun mantan Komnas HAM ini memaklumi hal itu sebagai perang peradaban.
"Saya sebagai Nasrani memang pahit ini. Tapi itulah realita perang peradaban," tulis Pigai di akun twitternya, Ahad (12/7).
Dia menyebut, Hagia Shopia mempunya perjalanan panjang. Dari Turki Utsmani hingga era Erdogan. Ia pun meminta pihak Islam agar tidak kecewa soal Masjid peninggalan khalifah Nasrid, Almrah di Spanyol yang kini telah diganti menjadi Gereja.
"Usmani rebut tempat ibadah km, Barat support ataturk netralkan Hagia Sopia. Erdogan kembalikan kejayaan usmaniyah. Kalian juga tidak terus nangis karena Alhamra kami rebut kembali. Truly games!" pungkas Pigai.
Diketahui, Hagia Sophia di Istanbul Turki resmi kembali dijadikan sebagai Masjid. Keputusan ini diumumkan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, Jumat (10/7).
Bangunan bersejarah ini mempunyai masa yang panjang. Awalnya bangunan ini merupakan bekas arsitek kekaisaran Bizantium. Kemudian diubah sebagai sebuah gereja di antara tahun 532-537 atas perintah Kaisar Rowami Timur Yustinianus I.
Kemudian Pada 1453 M, Konstantinopel ditaklukan Sultan Mehmed II, (Turki Utsmani). Sultan kemudian memerintahkan pengubahan gereja utama Kristen Ortodoks itu menjadi Masjid. Dikenal sebagai Aya Sofya dalam ejaan Turki, atau yang sekang dikenal Hagia Shopia.
Waktu berputar, pemerintah Turki di bawah kepemimpinan Presiden Mustafa Kemal yang beraliran nasionalis sekuler, memutuskan menutup Masjid itu dan dijadikan sebagai museum.
Hingga kemudian di era Erdogan, kembali diubah menjadi Masjid. Upaya untuk mengubah status dan kembali memfungsikan Hagia Sophia menjadi masjid sudah dilakukan sejak 2005. Dua tahun lalu Mahkamah Konstitusional Turki sempat menolak usulan tersebut. (dal/fin).
PT.Portal Indonesia Media
Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210
Telephone: 021-2212-6982
E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com