Sulsel Berpeluang Ekspor Daging Sapi

MAKASSAR - Populasi sapi Sulsel cukup besar. Saat ini, jumlahnya ada 1,5 juta ekor ternak. Modal besar untuk go ekspor.

Di Indonesia, jumlah sapi Sulsel terbesar ketiga. Itu nyata. Disampaikan Dekan Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, Prof Lellah Rahim.

Daerah ini juga rutin mengirim sapi-sapi ke luar pulau. Ternak dari Sulsel pun diminati. Harganya relatif murah. Setidaknya dibanding harga di Kalimantan yang lebih mahal.

"Jadi sebetulnya potensinya sangat besar untuk Sulsel. Misalnya, 50 persen saja sapi betina dari total, berarti ada sekira 700 ribu ekor bisa berkembang biak," terangnya seperti dikutip dari Harian Fajar (Fajar Indonesia Network Grup), Jumat, 10 Juli.

Sayang potensi ini belum digarap dengan baik. Perhatian pemerintah minim. Utamanya untuk program perkawinan buatan yang rendah. Masih mengandalkan perkawinan alami.

Seperti target 2019. Hanya 75 ribu ekor. Padahal, jika induknya ada 400-500 ribu ekor, artinya belum sampai 20 persen.

"Jadi Sulsel masih butuh manjemen pembibitan yang lebih bagus untuk bisa meningkatkan lagi populasi," terangnya.

Masalah lain juga perlu dibenahi. Rumah Pemotongan Hewan (RPH) kita masih tak laik. Belum berstandar.

"Makanya kita harapkan RPH di Antang itu mulai tahun ini dibangun secara modern, untuk bisa memasarkan daging kualitas ekspor. Bisa juga untuk menyuplai hotel-hotel," harapnya.

Kepala Dinas Peternakan Sulsel, Abdul Azis mengklaim, stok sapi selalu aman. Untuk kurban, biasanya butuh sampai 70 ribu ekor. "Selalu terpenuhi. Tidak ada masalah," ujarnya bangga.

Ke Kalimantan, lanjut Azis, tiap tahun Sulsel rutin mengirim. Sampai 26 ribu ekor, setahun. Sementara peningkatannya, juga selalu positif. Tiap tahun ada penambahan populasi sekitar 4 persen.

"Hanya saja Sulsel tetap menerima impor untuk kebutuhan restoran dan hotel," tutup Azis. (mum/iad)