TURIN – Dalam dua musim terakhir, Atalanta memang fenomenal. Mereka melanjutkan capaian fenomenal Leicester City (2016–2017) dan Lazio (1999–2000) di Liga Champions. Yakni, menjadi klub debutan yang sukses menembus perempat final. Kemenangan 4-3 atas Valencia di Estadio Mestalla kemarin (11/3) meloloskan Atalanta dengan agregat 8-4.
Prestasi klub berjuluk La Dea itu seolah menjadi oase bagi Italia, khususnya Bergamo sebagai kota asal mereka. Bergamo yang masuk region Lombardy termasuk yang mengalami kasus Covid-19 paling banyak di negeri asal gladiator tersebut. Hal yang lumrah, jika para fans antusias saat Serie A kembali berlanjut. Termasuk melawan Paris Saint Germain di laga lanjutan Liga Champions dari hasil drawing virtual UEFA, Jumat (10/7).
Dalam hasil drawing, Atalanta punya banyak alasan untuk merasa percaya diri, karena Paris Saint-Germain tidak pernah mengalahkan klub Italia di Liga Champions.Di sisi lain, PSG punya kenangan pahit saat kalah back to back di partai semifinal melawan Milan musim 1994-95 dan 2000-01.
Napoli menjadi mimpi buruk PSG pada 2018-19. Faktanya, saat Ligue 1 ditangguhkan pada bulan Maret dan disetop, kebugaran skuad Les Parisien-julukan PSG- patut dipertanyakan. Neymar dkk hanya memiliki dua laga yakni Final Coupe de France kontra Saint-Etienne, (24/7) dan Final Coupe de la Ligue versus Olympique Lyonnais (31/7).
Ini jauh berbeda dengan Atalanta. La Dea telah memenangkan semua enam pertandingan Serie A mereka sejak laga restart dilanutkan.Sejak kompetisi digulirkan, Alejandro Gomez selalu tampil perkasa Serie A, kandang maupun tandang.
Jika PSG saja masih bisa dihadapi, klub Serie A lainnya bukanlah hal yang sulit. Untuk itu, Juventus yang akan menjadi lawannya dini hari nanti (Live RCTI Plus/Bein Sport 2 Pukul 02.45 WIB) tak mau meremehkannya, La Dea adalah lawan yang tanpa pilih tanding.
”Jika memang benar kami bisa menaklukkan Juve, kami hanya terpaut enam poin dari sang juara bertahan,” ujar Pelatih Atalanta, Gian Piero Gasperini kepada Football Italia, kemarin. "Kami tidak ingin kegundahan ini bergentayangan di benak kami, karena scudetto sudah pasti dalam genggaman mereka (Juventus)," tambahnya.
Namun jika ditilik, Gasperini sebenarnya tak layak bimbang menghadapi Juve. Saat ini, Bianconerri hanya tergantung kepada Cristian Ronaldo. Peran Ronaldo dalam mencetak gol membuktikan bahwa Juventus benar-benar mengandalkannya di lini serang. Semakin komplit karena gol Ronaldo ke-25 itu dicetak lewat free-kick saat menandaskan perlawanan rival Juventus,Torino awal pekan lalu.
Di sisi lain, armada Maurizio Sarri akan menghadapi serangan tim yang mengandalkan kerjasama tim di semua lini. Dilansir dari Whoscored, La Vechia Signora bersama Ronaldo sukses mengamankan empat kemenangan beruntun.Sementara, Atalanta justru tak punya tandem pemain saat mereka melengkapi enam winning streak.
Dari lima laga terakhir, misalnya, skuad arahan Gian Piero Gasperini mampu mencetak gol yang tak hanya dihasilkan satu pemain andalan. Selain Luis Muriel dan Daniel Zapata yang memang berposisi sebagai striker. Pasukan lini pertahanan macam Rafael Toloi, Robin Gosens, Jose Palomino, juga gelandang seperti Ruslan Malinovskiy dan Mario Pasalic punya ambisi mencetak gol.
Apalagi Juventus baru takluk dari AC Milan 2-4 saat bertamu ke Stadion San Siro, Milan, Rabu (8/7) dini hari WIB. Ini menjadi alamat buruk jika Juventus mengabaikannya. Toh, bagi Sarri, kekalahan itu akan memupus konsenterasi mereka merebut scudetto ke Sembilan. "Tidak ada gunanya terlalu banyak berpikir tentang kekalahan ini. Tiga hari lagi, kami memiliki pertandingan lain," tandasnya kepada DAZN, dikutip dari Football Italia. (fin/tgr)