MAKASSAR - Surat Keputusan (SK) Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) menyoal nilai kontrak saat liga bergulir dinilai sepihak. Aspirasi pemain belum terwadahi.
Dalam SK teranyar PSSI, terdapat pasal jika liga telah berjalan efektif maka peserta liga bisa kembali melakukan pembicaraan ulang soal perjanjian kerja (kontrak). Liga 1 dipatok kisaran 50 persen.
Kapten Tim PSM, Zulkifli Syukur, menerangkan ekspektasi para pemain yang terwadahi dalam Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) tidak sejalan dengan bunyi pasal soal persentase nilai kontrak jika liga kembali bergulir.
"Saya sudah liat SK PSSI. Cuma memang apa yang menjadi tuntutan seluruh pemain Indonesia melalui APPI tidak sesuai dengan apa yang telah diputuskan federasi," jelasnya seperti dikutip dari Harian Fajar (Fajar Indoneis Network Grup).
Zulkifli menerangkan, dalam tuntutan yang disepakati bersama oleh pemain, itu hanya menyetujui pemotongan gaji tetapi bukan pemotongan nilai kontrak. "Mungkin ini yang harus diperjelas oleh PSSI kepada APPI," pinta pemain berposisi sebagai bek sayap itu.
Soal perbincangan dengan manajemen klub PSM, ia mengaku sejauh ini belum ada pendiskusian soal bagaimana nilai kontrak selanjutnya. Dia dan rekan-rekannya, juga masih menanti seperti apa perbincangan dengan manajemen tim. "Pada prinsipnya semoga (perbincang pemain dan klub) menghasilkan keputusan yang terbaik antara kedua pihak dalam hal ini, managemen dan pemain," harapnya.
Terpisah, Media Officer PSM, Sulaiman Karim menerangkan, hingga saat ini manajemen belum menghasilkan juga memutuskan hal-hal terkait dengan nilai kontrak sebagai SK dari PSSI. "Belum ada bro (keputusan)," jelasnya. (gsa/ham)