News . 08/07/2020, 09:44 WIB

Tak Impor Babi dari China

Penulis : Admin
Editor : Admin

JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan tak ada babi dari China yang masuk ke Indonesia. Hal ini untuk menghapus kekhawatiran masuknya virus baru flu babi (swine flu) G4 EA H1N1 yang berpotensi menjadi pandemi.

Kepala Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani Kementan Agus Sunanto mengatakan importasi babi hanya dari Kanada dan Amerika Serikat. Itu pun hanya sebatas pengadaan bibit sesuai aturan Kementan.

"Kalau hewan babi itu tidak ada dari China, kita impor babi dari Kanada dan AS, itu pun tidak rutin hanya terkait pengadaan bibit saja, mungkin tahun depan atau ketika ada kebijakan dari Kementerian Pertanian. Tapi sekarang ini belum ada (impor)," katanya, Selasa (7/7).

BACA JUGA: Limbah Covid-19 di Lampung Capai 1,3 Ton

Dijelaskannya, kebijakan pengadaan bibit dikeluarkan oleh Kementan untuk perbaikan genetika dan penambahan populasi babi.

"Saat ini Indonesia justru rutin ekspor babi ke Singapura. Setidaknya, 1.000 ekor babi diekspor setiap harinya ke Singapura," katanya.

Terkait virus flu babi tipe baru, Agus menegaskan telah meningkatkan pengawasan lalu lintas hewan dan produk hewan. Pengawasan terhadap produk babi telah dilakukan sejak merebaknya kasus African Swine Fever (ASF) atau demam babi Afrika pada tahun lalu di China.

Peningkatan pengawasan juga telah dilakukan terhadap kedatangan turis China ke Indonesia sejak kasus ASF merebak.

"Sejak kasus ASF, kita sudah siap karena setiap penumpang dari China di Bandara yang membawa produk babi, pasti kita tahan, kita uji, kemudian kita musnahkan," katanya.

Ditambahkan Kepala Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani Kementan Agus Sunanto, pihaknya juga telah melakukan pengetatat masuknya impor babi.

"Sebenarnya kami sudah membuat edaran yang sama pada bulan Maret sebelumnya untuk mengantisipasi adanya mutasi flu babi. Kejadian ASF sudah kita buat edaran untuk melakukan pengetatan pemasukan babi dan produknya," katanya.

Badan Karantina Pertanian telah siap melakukan mitigasi flu babi, terutama sejak kasus demam babi Afrika merebak di Sumatera Utara pertengahan tahun lalu.

Pihaknya pun telah mengeluarkan Surat Edaran Badan Karantina Pertanian Nomor B 3662-KR110/K.2/03.2020 pada tanggal 10 Maret 2020 tentang Mitigasi Risiko virus ASF, classical swine fever (CSF) dan swine flu (influenza A).

Melalui instruksi ini, setiap unit pelaksana teknis (UPT) di lingkup Barantan memonitor influenza A pada babi yang dilalulintaskan di seluruh Indonesia

Sementara Kepala Badan Karantina Pertanian, Ali Jamil menyebutkan pihaknya telah melakukan mitigasi risiko. Selain itu meningkatkan biosekuriti dan penguatan pengawasan di tempat-tempat pemasukan dan pengeluaran yang dilakukan pihak karantina pertanian.

"Bagi masyarakat diharapkan menangani makanan dengan bersih dan baik. Sementara untuk para peternak, diminta untuk menerapkan cara biosekuriti yang tepat antara lain menjaga kebersihan kandang dan lalulintas orang keluar masuk ke kandang," katanya.(gw/fin)

           
© 2024 Copyrights by FIN.CO.ID. All Rights Reserved.

PT.Portal Indonesia Media

Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210

Telephone: 021-2212-6982

E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com