JAKARTA - Pemerintah daerah dapat mencontoh Kabupaten Buol dalam menangani penularan dan perawatan pasien terpapar virus corona (Covid-19). strategi, kebijakan dan upaya yang dilakukan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buol dibantu masyarakat dalam menangani penularan dan penyebaran wabah mematikan itu berhasil dan patut diacungi jempol.
”Belajarlah penanganan Covid-19 dari Kabupaten Buol yang berhasil masuk zona biru atau zona aman dari penularan dan penyebaran Covid-19,” terang Juru Bicara Presiden RI, M. Fadjroel Rachman dalam web seminar (Webinar) nasional yang diadakan Dewan Pengurus Daerah Komite Nasional Pemuda Indonesia (DPD KNPI) Sulteng, Kamis (2/7).
Pemkab Buol mampu mengajak lapisan masyarakat menerapkan kebiasaan baru berdasarkan protokol kesehatan pencegahan penularan dan penyebaran Covid-19 Kementerian Kesehatan RI di masa kenormalan baru atau new normal.
BACA JUGA: Ada Tujuh Perusahaan Asing Relokasi ke Indonesia, Tanda Ekonomi RI Mulai Tumbuh
”Kami akan membicarakan dengan Badan Nasional Penaggulangan Bencana (BNPB) agar Buol memperoleh penghargaan sebagai daerah di Indonesia yang berhasil menurunkan angka kasus Covid-19 hingga kembali menjadi zona biru,” tututrnya.Sementara itu Bupati Buol dr.Amuruddin Rauf yang juga menjadi narasumber mengaku keberhasilan Pemkab Buol menekan angka kasus COVID-19 di Buol tidak lepas dari kerja keras seluruh pihak dibantu masyarakat selama penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di sana. ”Memang tidak mudah mengubah kebiasaan masyarakat di masa new normal, makanya selama penerapan PSBB hingga dua kali kami bekerja keras agar masyarakat menerapkan kebiasaan baru untuk mencegah penularan dan penyebaran Covid-19,” jelasnya.
Kebiasaan baru yang ia maksud di antaranya adalah mencuci tangan, memakai masker saat berada di luar rumah, menjaga jarak dan menjauhi kerumunan. Ia menjelaska Buol sempat menjadi zona merah karena terjadi transmisi lokal atau penularan dan penyebaran Covid-19 antarwarga di sana, bahkan Buol menjadi daerah di Sulteng dengan jumlah kasus Covid-19 tertinggi mencapai 57 kasus,tapi saat ini tinggal dua pasien Covid-19 yang dirawat di sana.
BACA JUGA: Iuran Naik, BPJS Sosialisasi Ke Pemprov Lampung
Sementara itu dalam penanganan Covid-19 (Gugus Tugas Nasional) mencatat penambahan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 per hari ini Kamis (2/7) totalnya menjadi 59.394 setelah ada penambahan sebanyak 1.624 orang. Kemudian untuk pasien sembuh menjadi 26.667 setelah ada penambahan sebanyak 1.072 orang. Selanjutnya untuk kasus meninggal menjadi 2.987 dengan penambahan 53.Adapun akumulasi data kasus tersebut diambil dari hasil uji pemeriksaan spesimen sebanyak 23.519 pada hari sebelumnya, Rabu(1/7) dan total akumulasi yang telah diuji menjadi 849.155. Adapun uji pemeriksaan tersebut dilakukan menggunakan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) di 144 laboratorium, Test Cepat Melokuler (TCM) di 110 laboratorium dan laboratorium jejaring (RT-PCR dan TCM) di 274 lab.
Berdasarkan data yang dihimpun, jumlah orang yang diperiksa per hari ini ada 10.814 dan jumlah yang akumulatifnya adalah 503.132. Dari pemeriksaan keseluruhan, didapatkan penambahan kasus positif per hari ini sebanyak 1.624 dan negatif 9.190 sehingga secara akumulasi menjadi positif 59.394 dan negatif 443.738.
BACA JUGA: Tuai Kritikan Pedas, Menkes Nyatakan Mundur Diri
”Kasus positif terkonfirmasi sebanyak 1.624 orang, sehingga akumulasi kasus positif yang kita dapatkan sampai dengan hari ini adalah 59.394,” kata Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19 Achmad Yurianto dalam keterangan resmi di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Kamis (2/7).Menurut Yuri, angka ini tidak tersebar merata di seluruh Indonesia, melainkan ada beberapa wilayah yang memiliki kasus penambahan dengan jumlah tinggi, namun ada beberapa yang tidak sama sekali melaporkan adanya penambahan kasus positif.
”Untuk Jawa Timur ada penambahan kasus baru sebanyak 374 orang, namun juga melaporkan kasus yang sembuh sebanyak 192 orang. Kemudian DKI Jakarta hari ini melaporkan kasus terkonfirmasi baru adalah 190 orang dan kemudian kasus sembuh dilaporkan sebanyak 191 orang. Sulawesi Selatan 165 orang dan terkonfirmasi sembuh sebanyak 50 orang,” ungkap Yuri.
”Kemudian Jawa Tengah 153 orang dan kasus terkonfirmasi sembuh adalah 98 orang. Kemudian Kalimantan Selatan kasus baru 114 orang dan sembuh 51 orang,” imbuhnya. Sementara itu, data provinsi 5 besar dengan kasus positif terbanyak secara kumulatif adalah mulai dari Jawa Timur 12.695, DKI Jakarta 11.823, Sulawesi Selatan 5.379, Jawa Tengah 4.159 dan Jawa Barat 3.280.
Berdasarkan data yang diterima Gugus Tugas dari 34 Provinsi di Tanah Air, Provinsi DKI Jakarta menjadi wilayah penambahan kasus sembuh tertinggi yakni 6.871 disusul Jawa Timur sebanyak 4.391, Sulawesi Selatan 1.941, Jawa Barat 1.665, Jawa Tengah 1.357 dan wilayah lain di Indonesia sehingga total mencapai 26.667 orang.
BACA JUGA: Kemensos Butuh Anggaran Rp1,3 Trilun
Kriteria pasien sembuh yang diakumulasikan tersebut adalah berdasarkan hasil uji laboratorium selama dua kali dan ketika pasien tidak ada lagi keluhan klinis. Gugus Tugas Nasional merincikan akumulasi data positif Covid-19 lainnya di Indonesia yaitu di Provinsi Aceh 86 kasus, Bali 1.640 kasus, Banten 1.474 kasus, Bangka Belitung 155 kasus, Bengkulu 130 kasus, Jogjakarta 320 kasus.Selanjutnya di Jambi 117 kasus, Kalimantan Barat 336 kasus, Kalimantan Timur 531 kasus, Kalimantan Tengah 946 kasus, Kalimantan Selatan 3.337 kasus, dan Kalimantan Utara 206 kasus. Kemudian di Kepulauan Riau 307 kasus, Nusa Tenggara Barat 1.260 kasus, Sumatera Selatan 2.120 kasus, Sumatera Barat 750 kasus, Sulawesi Utara 1.159 kasus, Sumatera Utara 1.690 kasus, dan Sulawesi Tenggara 464 kasus.
Adapun di Sulawesi Tengah 186 kasus, Lampung 193 kasus, Riau 228 kasus, Maluku Utara 940 kasus, Maluku 762 kasus, Papua Barat 244 kasus, Papua 1.916 kasus, Sulawesi Barat 119 kasus, Nusa Tenggara Timur 118 kasus dan Gorontalo 256 kasus serta dalam proses verifikasi ada 4. Total untuk jumlah Orang Dalam Pemantauan (ODP) yang masih dipantau ada sebanyak 40.778 orang dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang masih diawasi ada 13.359 orang. Data tersebut diambil dari 34 provinsi dan 452 kabupaten/kota di Tanah Air. (fin/ful)