Petani Tagih Janji Pemerintah

fin.co.id - 29/06/2020, 12:33 WIB

Petani Tagih Janji Pemerintah

Pesawat milik maskapai Citilink terdampak abu vulkanik erupsi Gunung Ruang di Bandara Sam Ratuangi, Manado, Sulawesi Utara

ENREKANG - Sejumlah petani bawang di Kabupaten Enrekang mulai resah. Petani mulai menagih janji pemerintah.

Utamanya dalam hal bantuan bibit dan pengendalian harga di pasaran. Sebab harga saat ini tak berubah. Masih sama dengan tahun-tahun sebelumnya, yakni dikisaran Rp5-6 ribu per kilogram.

"Katanya mau jadikan Enrekang lumbung bawang. Tetapi kalau petani dijanji-janji saja bagaimana bisa?," keluh Amri seperti dikutip dari Harian Fajar (Fajar Indonesia Network Grup), salah seorang petani, Minggu, 28 Juni.

Sejumlah petani juga mulai ragu akan janji manis dari Kementerian Pertanian RI. Pernah berjanji akan mengontrol harga bawang merah dan putih kala berkunjung ke Enrekang, Februari lalu. Namun, kenyataannya tidak. Bahkan saat itu, hadir staf khusus kementerian RI, Prihasto Setyanto dan Dirjen perlindungan Hortikultura Sri Wijayanti Yusuf. "Susah pak kalau hanya janji manis.

Petani tak akan berkembang," sesal salah seorang petani yang enggan dikorankan namanya.

Sejauh ini jumlah produksi bawang merah di Enrekang, kian meningkat. Setiap tahun ditaksir mengalami kenaikan hingga 1 juta kilogram per 10.000 hektare. Dalam tiga tahun terakhir ini. Jumlah produksi bawang merah di Enrekang, bertahan di angka 100.000 ton lebih per 10.000 hektare.

Bila dirata-ratakan sejak 2017-2019. Jumlah produksi bawang merah di Enrekang mencapai 1.116.123 kilogram (Kg) dari sekitar 9.800 hektare. "Produksi bawang sebenarnya sudah sangat bagus. Soal harga tentunya kami akan terus koordinasikan," ucap Kepala Bidang Hortikultura Dinas Pertanian Enrekang, Addi.

Sebelumnya, Bupati Enrekang, Muslimin Bando mengatakan, akan terus berkoordinasi dengan Mentan RI, Syahrul Yasin Limpo terkait menjadikan Enrekang sentra produksi terbesar di Enrekang. (sua/dir)

Admin
Penulis