Awas, Banyak Resiko Mengintai Bedah Fusi Tulang Belakang

fin.co.id - 29/06/2020, 12:34 WIB

Awas, Banyak Resiko Mengintai Bedah Fusi Tulang Belakang

JAKARTA - Bedah fusi tulang belakang dan penggantian diskus adalah dua metode umum yang digunakan untuk mengatasi nyeri punggung dan masalah diskus intervertebralis. Kedua prosedur ini sangat invasif, dan mereka tidak selalu membawa tingkat keberhasilan tertinggi dibandingkan dengan pilihan perawatan lain yang lebih minimal bedah invasif. Selain itu, mereka dikaitkan dengan risiko tinggi untuk sejumlah komplikasi kesehatan, termasuk infeksi, infeksi saluran kemih, pneumonia, sepsis, dan banyak lagi.

Bedah Fusi Tulang Belakang dan Penggantian Diskus

Fusi tulang belakang adalah operasi tulang belakang invasif yang melibatkan penggabungan dua atau lebih tulang belakang secara fisik. Prosedur ini mengharuskan punggung dipotong terbuka sehingga batang logam dan komponen lainnya dapat diselipkan ke tulang belakang itu sendiri.

Selama pembedahan, potongan-potongan tulang yang asli atau cangkok tulang sintetis disisipkan ke dalam ruang-ruang antara vertebra di mana diskus intervertebralis selalu berada. Kemudian, plat logam, batang, atau sekrup dipasang pada tulang belakang untuk membantu menahan penambahan tulang baru ini di tempatnya. Pengaturan ini memungkinkan tulang untuk tumbuh bersama menjadi satu bagian tulang.

Fusi tulang belakang dirancang untuk meningkatkan stabilitas tulang belakang. Prosedur ini dapat dilakukan untuk membantu memperbaiki kelainan tulang belakang. Mereka juga dapat mengatasi kelemahan tulang belakang, radang sendi tulang belakang yang parah, atau diskus hernia yang telah diangkat.

Bedah penggantian diskus dirancang untuk mengatasi cedera yang terkait dengan diskus intervertebralis itu sendiri. Jika Anda mengalami degenerasi diskus parah atau herniasi diskus, diskus pengganti dapat diselipkan ke tulang belakang untuk meningkatkan fungsionalitas. Sayatan harus dibuat di tulang belakang agar diskus pengganti dapat diselipkan, yang membuka risiko untuk berbagai masalah, termasuk infeksi.

Risiko yang Terkait dengan Bedah Tulang Belakang Invasif

Prosedur untuk tulang belakang yang invasif dapat membawa risiko yang signifikan untuk beberapa masalah kesehatan. Berikut adalah beberapa masalah potensial yang mungkin timbul.

  1. Infeksi
Salah satu risiko terbesar dari prosedur tulang belakang invasif adalah infeksi. Infeksi dapat terjadi jika bakteri atau mikroorganisme berbahaya lainnya menyusupi luka dari sayatan dan mulai mempengaruhi jaringan di sekitarnya. Infeksi pada umumnya membutuhkan waktu antara dua dan empat minggu untuk menampakkan diri, dan tanda-tanda dan gejala awal termasuk kekakuan, rasa kendur di daerah itu, kemerahan pada kulit, nyeri umum, kelemahan otot, dan lainnya.

Perawatan terhadap infeksi bisa sangat mahal dan memakan waktu. Satu studi di AS meneliti hampir 1.500 pasien yang menjalani fusi lumbar, dan mereka mencatat infeksi pada lebih dari dua persen kasus. Kasus-kasus infeksi mengakibatkan perlunya 66 operasi tambahan dan lebih dari 1.000 hari tambahan menginap di rumah sakit.

  1. Peluang Infeksi Masih Besar
Satu studi membandingkan risiko menjangkitnya infeksi berdasarkan apakah bedah fusi minimal invasif atau terbuka telah dilakukan. Para peneliti menemukan bahwa prosedur invasif minimal hanya memiliki peluang 0,6 persen untuk terjadinya infeksi, tetapi operasi tulang belakang invasif membawa risiko infeksi yang jauh lebih tinggi pada empat hingga lima persen.
  1. Biaya Hingga Rp417 juta
Biaya perawatan setelah menjalani prosedur juga dibandingkan. Mengobati infeksi yang terjadi dari prosedur invasif menghabiskan biaya rata-rata lebih dari USD 29 ribu . Di sisi lain, mereka yang menjalani prosedur invasif minimal, seperti  Discseel® Procedure (DST), menghasilkan pengurangan biaya lebih dari USD 100.000 per 100 bedah yang dilakukan.
  1. Osteomielitis
Potensi resiko lainnya adalah terjadinya osteomielitis. Osteomyelitis adalah infeksi tulang, dan dapat terjadi jika tulang terpapar kuman. Penyakit ini sering terjadi hanya dalam beberapa minggu setelah prosedur. Risiko ini lebih tinggi dengan operasi invasif karena sayatan terbuka.

  Awas Komplikasi !

Jika Anda mengalami infeksi tulang, itu dapat menyebabkan demam dan kelelahan umum. Area di sekitar tulang juga bisa terasa sakit, bengkak, dan hangat atau lunak saat disentuh. Jika tidak diobati, osteomielitis dapat menyebabkan gejala yang lebih parah, termasuk kematian tulang, pertumbuhan tulang yang tidak teratur, kanker, atau artritis septik. Sepsis dapat menyebabkan komplikasi kesehatan lebih lanjut, termasuk kematian.

  1. Infeksi Saluran Kemih
Infeksi saluran kemih, atau ISK, biasanya dapat terjadi setelah prosedur fusi lumbar. Satu studi mengamati hampir 11.000 pasien yang menjalani operasi fusi lumbar. Mereka mempelajari sejumlah faktor kesehatan yang berbeda, dan mereka menemukan bahwa hampir satu dari setiap 50 pasien didiagnosis dengan ISK.

Selain risiko ini, berjangkitnya ISK lebih lanjut meningkatkan risiko sepsis sistemik hampir 14 kali lipat dari rata-rata orang dewasa yang sehat. Sepsis sistemik menyebabkan infeksi menyebar ke seluruh tubuh dan dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan yang parah, termasuk kegagalan organ dan kematian.

Kevin Pauza Beri Solusi

Secara keseluruhan, operasi tulang belakang invasif berkaitan dengan risiko tinggi untuk sejumlah masalah kesehatan. Jika tidak diobati, masalah ini bisa menjadi lebih parah dan bahkan berpotensi menyebabkan kematian. Prosedur invasif minimal seperti Discseel® Procedure (DST), memberikan opsi yang jauh lebih aman dan dapat memberikan hasil yang lebih efektif.

Admin
Penulis