SUMSEL - Belum selesai menangani pandemi Covid-19, pemerintah di Provinsi Sumsel sudah mulai bersiap untuk melakukan pencegahan bencana kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang setiap tahun terjadi.
Berbagai pencegahan telah dipersiapakan. Mulai dari sarana dan prasarana (Sapras) serta personil dari tim gabungan. Seperti di Kabupaten Ogan Ilir (OI), telah mempersiapkan 329 personil. Terdiri dari Polri 140 orang, 110 anggota BPBD, 79 Personil Manggala Agni.
“Jumlah tersebut belum termasuk anggota TNI,'' kata Kapolres Ogan Ilir (OI), AKBP Imam Tarmudi usai melaksanakan Apel gelar pasukan dalam rangka penanggulangan Karhutla di Mapolres OI, kemarin (12/6).
Menurut Imam, upaya mengantisipasi dan menekan Karhutla harus dilakukan secara bersama-sama dan terpadu. ''Ada api sedikit harus didapamkan secara bersama-sama,'' imbuhnya.
Dikatakannya, pada 2018 lalu titik hotspot di Bumi Caram Seguguk hanya mencapai 77 titik hotspot. Lalu 2019 menjadi 132. ''Kami berharap ditahun ini bisa ditekan, syukur-syukur tidak terjadi sama sekali. Meski diakui pada Mei 2020 lalu terpantau dari aplikasi lancang kuning terpantau sudah ada titik hotspot di Ogan Ilir seperti di Kecamatan Tanjung Batu dan Indralaya Utara,'' ungkapnya.
Sementara, di Kabupaten OKI selain personil, juga disiapkan peralatan. Salahsatunya penggunaan teknologi drone bakal dimaksimalkan untuk mengawasi titik rawan Karhutla. Pemantauan akan dilakukan sepanjang waktu.
“Kami sudah ada pemetaan titik rawan. Sepanjang waktu akan awasi menggunakan drone khususnya wilayah rawan Karhutla,” kata Kapolres OKI AKBP Alamsyah Pelupessy SH SIK MSi.
Kondisi pandemi Covid-19, ungkap Alamsyah tidak mengurangi semangat penanganan dan pencegahan Karhutla di OKI. Kapolres juga mengungkap upaya preventif akan dikedepankan dalam penegakan hukum Karhutla.
Namun demikian ungkap dia bukan berarti tidak ada tindakan tegas jika terjadi pembakaran hutan secara sengaja oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. “Kami tidak akan segan-segan untuk memenjarakan,” imbuhnya.
Sementara Polres PALI mempersiapkan 270 personilnya untuk mengantisipasi terjadinya Karhutla. Ada beberapa wilayah di Kabupaten PALI di anggap rawan Karhutla. Dantaranya Kecamatan Tanah Abang, Penukal dan Abab. “Sedangkankan untuk ancaman bagi pelaku pembakaran hutan dan lahan, jelas ada pidananya dan sudah tertuang di Undang-Undang," ujar Kapolres PALI, AKBP Yudhi Suhariyadi SIK.
Pemerintah Kabupaten OKU juga sudah melakukan persiapan antisipasi terjadinya Karhutla. Meski pada periode tahun sebelumnya tidak banyak terjadi kasus Karhutlah.
"Ada terjadi kasus kebakaran lahan. Tapi tidak parah," sebut Bupati OKU Drs H Kuryana Azis.
Dia menambahkan, Kabupaten OKU termasuk diantara 10 kabupaten yang punya potensi kebakaran hutan dan lahan. Yakni, Kabupaten Musi Banyuasin, Banyuasin, Ogan Ilir, OKI.Kemudian Muara Enim, OKU Timur, OKU, PALI, Mura dan Muratara.
“Kesiapsiagaan juga dilakukan hingga tingkat desa. Seperti mendirikan posko di tingkat desa. Karena ini harus melibatkan masyarakat juga," tukasnya. (uni/sid/ebi/bis/gsm)