New Normal, Harga Karet Bisa Naik

JAMBI – Dalam waktu dekat, Indonesia khususnya Provinsi Jambi akan menerapkan new normal di tengah pandemi Covid-19. Ini bertujuan untuk meningkatkan sektor ekonomi, salah satunya yakni harga karet secara perlahan akan mengalami kenaikan.

“Kemungkinan iya, sedikit mengalami kenaikan. Namun kita belum bisa memastikan berapa persen. Nanti tergantung harga pasar,” kata Agusrizal Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jambi, Rabu (3/6).

Kata dia, harga karet tersebut megikuti harga karet dunia. Selain itu, harga karet juga mengimbangi harga minyak mentah dunia. Untuk saat ini, harga minyak mentah masih berkisar 30 USD perpararel. “Kalau harganya sudah di atas 60 USD barau harga karet juga naik,” ucapnya.

Lanjutnya, terkait akan diterapkannya new normal di Provinsi Jambi, pihaknya tengah melakukan pembahasan bagaimana teknis untuk pembelian karet masyarakat tersebut.

Selain itu, Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Provinsi Jambi juga akan membeli karet masyarakat. Ini sedikit membantu masyarakat. Kata dia, karet masyarakat tersebut nantinya akan digunakan untuk membangun aspal jalan.

“Kalau dijadikan aspal dan kita produksi sendiri akan ada pengaruhnya sedikit untuk harga karet di Provinsi Jambi,” tambahnya. Agusrizal mengakui bahwa untuk ekspor karet Provinsi Jambi ke negara lain seperti Jepang memang sedikit mengalami penurunan permintaan, yakni hanya 50 persen.

Sehingga menyebabkan harga karet menjadi anjlok. “Kalau ekspornya tetap jalan, tidak ada stop. Tapi Cuma ada di satau negara saja,” sebutnya. Perlu diketahui, untuk saat ini harga karet masyarakat hanya di harga Rp 5.000 perkilogramnya. Ini petani karet resah. Sebelumnya harga karet mencapai Rp 8.000 perkilogramnya.

“Semoga dengan diberlakukannya new normal ini bisa membantu masyarakat, khususnya petani karet,” tandasnya. (slt)