News

BI Pertahankan Suku Bunga di Level 4,5 Persen

fin.co.id - 20/05/2020, 08:30 WIB

Pesawat milik maskapai Citilink terdampak abu vulkanik erupsi Gunung Ruang di Bandara Sam Ratuangi, Manado, Sulawesi Utara

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) belum ada rencana untuk kembali menurunkan suku bunga acuan. Hasil Rapat Dewan Gubernur BI pada 18-19 diputuskan tetap mempertahankan suku bunga acuan pada level 4,5 persen.

Demikian juga dengan suku bunga deposit facility dan lending facility masih tetap sama, yakni pada 2,75 persen dan 5,25 persen. "Keputusan ini mempertimbangkan perlunya menjaga stabilitas nilai tukar di tengah ketidakpastian global," ujar Gubernur BI, Perry Warjiyo, kemarin (19/5).

Sebetulnya, lanjut Perry, ada ruang untuk terjadi penurunan suku bunga. Namun karena mempertimbangkan kebijakan eksternal di tengah pandemi corona atau Covid-19 akhirnya dipertahankan di posisi 4,5 persen. “Meskipun Bank Indonesia ada ruang penurunan suku bunga karena melihat rendahnya inflasi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi,” katanya.

Sampai saat ini, BI terus berupaya melakukan sejumlah kebijakan guna mendongkrak pertumbuhan ekonomi dengan berkoordinasi pihak terkait, termasuk pemerintah dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di tengah wabah corona. Dengan harapan, stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan tetap terjaga sehingga ekonomi nasional tak melemah.

Sejauh ini, dalam mengani Covid-19, pemerintah telah menggelontorkan sejumlah stimulus fiskal dan stimulus ekonomi untuk meringankan beban masyarakat dan perusahaan dari dampak virus corona serta menjaga tetap kondusifnya berbagai aktivitas perekonomian. OJK sendiri telah melakukan langkah-langkah untuk menjaga kesehatan perbankan, lembaga keuangan non-bank, dan pasar modal.

"Koordinasi, dan monitor terus masih kami lakukan untuk memonitor dinamika penyebaran Covid-19 dan dampatknya terhadap Indonesia. Kami, pemerintah, BI, maupun OJK komitmen untuk menjaga stabilitas makroeonomi dan sistem keuangan, serta mempertahankan momentum pertumbuhan ekonomi," paparnya.

Terpisah, ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Ariyo Irhamna mengatakan, saat ini posisi bunga acuan masih terbilang tinggi. Ini karena mengingat situasi seperti ini. "Suku bunga acuan di level 4,5 persen masih terlalu tinggi mengingat sekarang dalam kondisi krisis. Seharusnya, BI mengurangi suku bunga acuan. Sehingga sektor riil dapat tertolong," katanya kepada Fajar Indonesia Network (FIN), kemarin (19/5).

Divisi makroekonomi Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia atau LPEM FEB UI sebelumnya menyarankan kepada BI untuk menahan suku bunga acuan. “Menimbang segala tren positif yang terjadi belakangan, kami melihat BI sebaiknya menahan suku bunga kebijakan di 4,5 bulan ini,” kata Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI, Teuku Riefky.

Berdasarkan konsensus Bloomberg, 11 ekonom memprediksi bank sentral akan memangkas BI 7 Day Reverse Rate dari 4,5 persen menjadi 4,25 persen, dan 4 ekonom yang memprediksi BI mempertahankan suku bunga acuan.(din/fin)

Admin
Penulis
-->