News . 19/05/2020, 05:30 WIB
JAKARTA - Sejumlah negara Uni Eropa dan Australia mendorong sebuah rancangan resolusi untuk menyerukan penyelidikan independen terhadap asal-usul dan penyebaran virus corona (Covid-19).
Rancangan tersebut akan diajukan pada Selasa (19/5) ke Majelis Kesehatan Dunia, dan bisa disahkan jika mendapatkan dukungan dua pertiga dari 194 anggota majelis.
Dalam sebuah dokumen yang dilihat oleh Reuters, rancangan penyelidikan independen itu mendapatkan dukungan dari 116 negara anggota. Dengan jumlah dukungan tersebut, kemungkinan rancangan tersebut dapat disahkan di Majelis Kesehatan Dunia.
Menteri Luar Negeri Australia, Marise Payne tidak mau mendahului hasilnya. Dia mengatakan, saat ini proses negosiasi sedang berlangsung.
Di antara negara yang mendukung penyelidikan independen terhadap pandemi virus corona antara lain, India, Jepang, Korea Selatan, kelompok Uni Afrika dari 47 negara anggota, Rusia, Indonesia, Malaysia, Arab Saudi, Inggris, dan Kanada.
"Rancangan resolusi itu menyerukan penyelidikan ilmiah dan kolaboratif untuk melacak jalur penularan sehingga dapat mengurangi risiko penularan serupa di masa depan," katanya.
Virus corona telah menginfeksi lebih dari 4,64 juta orang secara global, dengan jumlah kematian sebesar 310.236. Virus yang memiliki nama Covid-19 ini muncul di Wuhan, Cina pada akhir 2019.
Australia mendorong penyelidikan independen untuk mencegah terulangnya pandemi serupa yang telah melumpuhkan kegiatan ekonomi di dunia. Dalam hal ini, Australia tidak ingin menyalahkan negara manapun.
Rancangan penyelidikan independen virus corona membuat Cina geram dan mengancam akan melakukan tindakan balasan terhadap perekonomian Australia.
Duta besar Cina untuk Australia, Cheng Jingye menyebut usulan penyelidikan itu sangat berbahaya. "Publik China frustrasi, dan kecewa dengan apa yang sedang dilakukan Australia sekarang," kata Cheng dalam sebuah wawancara dengan majalah Australian Financial Review bulan lalu.
Sejak saat itu, Cina telah menangguhkan impor daging sapi dari empat pemasok terbesar di Australia. Cina juga mengancam akan menghentikan pengiriman mahasiswanya ke sejumlah perguruan tinggi di Australia. Sektor pendidikan merupakan salah satu pemasukan utama bagi negara tersebut. (der/rts/fin)
PT.Portal Indonesia Media
Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210
Telephone: 021-2212-6982
E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com