Penanganan Banjir di Pinrang-Sijai Setengah Hati

PINRANG - Pemkab Pinrang tutup mata. Tanggul Cilallang di Desa Baba Binanga, Kecamatan Duampanua, tak kunjung dibenahi. Padahal, sudah dua pekan tanggul yang jebol memicu banjir di desa tersebut.

Imbasnya, apabila hal ini tetap dibiarkan, bukan tak mungkin jika hujan deras kembali turun. Air sungai Cilallang kembali meluap. Air sungai bakal kembali menggenangi rumah warga. Lebih mirisnya lagi, sejauh ini banyak kebun jagung dan sawah warga tergenang air. Bisa gagal panen.

"Saya merugi setengah hektare, Pak. Kasian kami ini kalau tanggul tak dibenahi, bakal begini terus. Air sungai akan membunuh kami," keluh Hadaria, warga yang memilih bertahan di desa tersebut, Rabu, 13 Mei.

Kabag Humas Pemkab Pinrang, Rhommy Reynald Macley Manule mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan pemerintah setempat. Bahkan, saat kejadian Bupati Pinrang turun langsung meninjau tanggul yang jebol itu didampingi Plt Kades Babana. "Sudah ditinjau dan akan dikoordinasikan untuk segera dibenahi," katanya

Banjir Sinjai

Penanganan banjir di kabupaten Sinjai juga menuai sorotan. Tiap tahun, banjir selalu merendam fasilitas umum. Padahal pemerintah telah melakukan studi banding di Kota Semarang, Jawa Tengah.

Ketua Perkumpulan Gerakan Kebangsaan (PGK), Saiful mengatakan, banjir di Sinjai menjadi permasalahan klasik. Ketika memasuki musim hujan, maka sejumlah jalan di pusat kota Sinjai terendam. "Kalau hujan dua sampai tiga jam air meluber ke jalan atau fasilitas umum," katanya.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sinjai, Budiaman mengatakan, hujan lebat disertai angin kencang menyebabkan saluran drainase tak mampu menampung debit air.

Makanya terjadi genangan d beberapa ruas jalan, perumahan, dan perkantoran dengan ketinggian air 30 cm sd 40 cm. "Kami juga melakukan pemangkasan pohon yang berpotensi tumbang," urainya. (sir-sua/abg)