MAKASSAR - Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Sulsel mencatat ada 1.019 perusahaan terdampak pandemi Covid-19. Imbasnya ada 467 pekerja di-PHK.
Kadisnakertrans Sulsel, Andi Darmawan Bintang mengatakan akibat pandemi, memang banyak sektor usaha yang terpukul. Seperti sektor jasa, pariwisata, transportasi, konstruksi dan sebagainya. Perusahaan sulit lagi beroperasi normal.
"Data kami sudah 13.546 pekerja dari 1.019 perusahaan di Sulsel yang terdampak pandemi. Rinciannya ada 13.079 pekerja dirumahkan dan 467 orang terkena PHK (pemutusan hubungan kerja, red)," ungkapnya, Rabu, 22 April.
Wawan-- sapaannya-- menambahkan, dari 13.079 pekerja dirumahkan, ada sekitar 6.180 orang di antaranya tetap dibayarkan upahnya. Selebihnya dirumahkan tanpa menerima upah dan menunggu panggilan bekerja kembali.
"Makassar tentu jadi daerah tertinggi terdampak. Ada 9.243 pekerja terimbas pandemi. Stimulusnya kita dorong kartu prakerja," bebernya.
Namun kata dia, skemanya semua diatur Pemerintah Pusat. Termasuk peserta yang sudah dianggap lulus tidak ada pemberitahuan ke provinsi. Pihaknya sudah meminta pemerintah pusat membuka datanya.
"Kita tidak tahu sudah berapa pendaftar asal Sulsel yang lulus. Kita hanya fasilitasi mendaftar. Pemerintah Pusat tidak menginformasikan kelulusan kepada daerah. Mekanismenya langsung diinformasikan ke pendaftar," tuturnya.
Plt Kepala BKAD Sulsel, Junaedi menambahkan dari total rencana refocusing anggaran Covid-19 sebesar Rp500 miliar akan dibagi tiga skema. Untuk penanganan kesehatan Rp291,74 miliar, jaring pengaman sosial Rp24,8 miliar dan dampak ekonomi Rp183,45 miliar.
"Khusus untuk dampak ekonomi, anggaran akan diarahkan untuk sektor usaha atau ekonomi strategis. Seperti tanaman pangan, industri, perdagangan, dan usaha kecil lewat skema penguatan modal berskala kecil," tukasnya. (fik/rif)
