India Manfaatkan Covid-19 Untuk Tindas Ummat Islam?

fin.co.id - 21/04/2020, 22:27 WIB

India Manfaatkan Covid-19 Untuk Tindas Ummat Islam?

Pesawat milik maskapai Citilink terdampak abu vulkanik erupsi Gunung Ruang di Bandara Sam Ratuangi, Manado, Sulawesi Utara

NEW DELHI- Pemerintah India mengeksploitasi COVID-19 untuk meningkatkan penindasan terhadap Muslim. Kampanye hitam ini serupa dengan taktik yang digunakan oleh Nazi ke Bangsa Yahudi. Demikian disampaikan oleh aktivis India Arundhati Roy.

Dia mengatakan, pemerintah India mengeksploitasi wabah koronavirus untuk mengobarkan ketegangan antara umat Hindu dan Muslim.

Dia mengatakan bahwa strategi yang diduga dilakukan oleh pemerintah nasionalis Hindu ini untuk menciptakan genosida.

"Saya pikir apa yang terjadi adalah COVID-19 yang telah mengungkap hal-hal tentang India yang kita semua tahu," kata Roy.  "Kami menderita, bukan hanya dari COVID, tetapi dari krisis kebencian, dari krisis kelaparan." Imbuhnya seperti diberitakan DW.

1,3 miliar orang di India saat ini berada di tengah-tengah lockdown nasional selama enam minggu. Negara terpadat kedua di dunia ini, telah mengkonfirmasi sebanyak 13.835 infeksi virus corona. Dengan totoal kematian sebanyak 452 jiwa, menurut angka dari Institut Johns Hopkins.

Arundhati Roy melanjutkan, krisis kebencian terhadap Muslim, datang setelah adanya pembantaian di Delhi, yang dipicu oleh aksi protes undang-undang kewarganegaraan anti-Muslim.

Gelombang Islamofobia tersulut oleh serangkaian kasus penularan di markas Jemaah Tabligh di New Delhi akhir Maret silam, di mana di lokasi digelar acara akbar yang dihadiri ribuan orang, termasuk dari Indonesia.

Peristiwa itu lalu dimanfaatkan kelompok Hindu nasionalis dengan menggalang kampanye antimuslim di media-media sosial. Tagar seperti #CoronaJihad, #BioJihad atau #MuslimMeaningTerrorist digunakan untuk menyebar teori konspirasi bahwa kaum muslim berusaha menggunakan virus corona sebagai senjata untuk melawan India.

Selama wabah COVID-19, pemerintah diam-diam bergerak menangkap mahasiswa, mendakwa pengacara, editor senior, aktivis dan kaum intelektual. Beberapa di antara mereka bahkan dipenjara baru-baru ini.

Teori Roy bahwa pandemi telah digunakan sebagai kesempatan untuk memarginalkan umat Islam di India telah menemui perlawanan dari para pendukung Perdana Menteri Narendra Modi.

Nalin Kohli, juru bicara BJP, mengatakan kepada DW bahwa ia menolak pandangan Roy "secara keseluruhan" dan bahwa klaim itu "menyesatkan, salah dan sepenuhnya rasis."

"Tidak ada satu keputusan atau kebijakan pemerintah Narendra Modi yang membedakan antara orang India berdasarkan agama, kasta atau kepercayaan tetapi di bawah proses hukum," katanya.

Sementara itu Rakesh Sinha, anggota parlemen untuk BJP, menulis dibtwiter bahwa, pemerintah Modi "bebas dari bias," dia mengatakan bahwa perdana menteri "telah bekerja tanpa lelah untuk menyelamatkan orang India dari krisis Corona.

"Tetapi idiot yang tidak berguna, seperti Arundhati Roy  sedang mencoba untuk menuangkan racun komunal dalam wacana publik. " Kata dia. (dw/dal/fin).

Admin
Penulis