BARCELONA - Bintang Barcelona Lionel Messi mengaku dirinya sebagai pemain pertama klub Catalunya yang siap menerima pemotongan gaji hingga 70 persen akibat pandemi virus korona. Pengumuman itu diunggah La Pulga, julukan Messi, lewat akun Instagram pribadinya. Dalam unggahan itu, bomber Argentina itu bukan saja siap dipotong gaji, tetapi juga akan mengurangi beban Blaugrana guna membantu keuangan klub membayar staf lainnya.
Seiring La Liga sudah stop sejak dua pekan lalu, setidaknya ada empat bulan yang harus dilalui Barcelona dan klub-klub di Spanyol tanpa pemasukan. Di sisi lain, pengeluaran yang nominalnya tidak sedikit tetap berjalan. Hal itulah yang memantik kebijakan pemotongan gaji dibuat.
" Inilah saatnya untuk mengambil keputusan itu (pengurangan gaji), terlepas dari pengurangan 70 persen dari gaji kami selama keadaan darurat, kami juga akan memberikan kontribusi sehingga karyawan klub bisa mendapatkan 100 persen dari gaji mereka selama situasi ini berlangsung," ujar Messi dalam pernyataannya di Instagram dikutip dari AS.
BACA JUGA: Terjangkau! Ini Harga Preorder PS5
Dengan begitu maka Lionel Messi-lah yang menjadi pemain paling besar potongan gajinya. Karena, La Pulga pemain tertinggi gajinya di Catalunya. Selama setahun, Messi memperoleh USD 90 juta atau Rp1,1 triliun setiap tahun hingga Juni 2021.Dengan pemotongan ini, Barcelona mampu menghemat USD 50 juta atau setara Rp818 miliar untuk menutup kekurangan operasional mereka.Kendati telah menyetujui upahnya dipotong, bukan berarti jiwa kedermawanannya hilang. Pekan lalu, Messi menyumbangkan bantuan dana sebesar USD 1,1 juta ke dua rumah sakit untuk memerangi virus korona. Satu di kampung halamannya Rosario, Argentina, dan satu di Barcelona, yang menjadi daerah terparah kasus virus korona setelah Madrid.
Bagi para pemain, pengakuan Messi terbilang berani. Sejak penundan La Liga, sejumlah media di Spanyol menyebut ada keretakan di ruang ganti. Keretakan itu malah terbelah tiga, ada yang sepakat, menolak dan menerima dengan syarat jika gajinya dipotong. Sebelumnya pemotongan gaji di Barcelona itu hanya diberlakukan untuk tim senior putra, sedangkan tim putri, usia muda, dan divisi olahraga lainnya tidak akan terpengaruh.
Banyak yang menyebut pemotongan gaji adalah pemaksaan klub. Namun, pemotongan sebesar 70 persen punya dasar hukum. Itu berdasarkan peraturan 'Rencana Penyesuaian Tenaga Kerja Sementara' atau ERTE yang berlaku di Spanyol sejak usai krisis ekonomi dunia pada 2008.
" (Soal pemotongan gaji) kami tidak berbicara sampai sekarang, itu karena prioritas kami adalah menemukan solusi yang nyata untuk membantu klub, tetapi juga bagi mereka yang akan lebih terpengaruh oleh situasi ini," tutur Messi.
Muramnya nasib musim ini setelah kompetisi diberhentikan karena pandemi korona per Maret ini jadi alasannya. Tanpa pertandingan, klub tak bisa memenuhi pemasukannya dari aspek matchday revenue. Kerja sama sponsorship pun berpotensi ditinjau ulang. Begitu pula dari aspek pembagian hak siar televisi yang terancam hilang jika musim ini berakhir prematur.
UEFA sebagai otoritas sepak bola di Eropa pun bahkan menyiratkan akan angkat tangan dengan nasib seperempat akhir musim ini. ’’Kami punya plan A, B, dan C. Tiga opsi ini memulai kompetisi saat pertengahan Mei, Juni atau akhir Juni. Jika tetap gagal maka musim ini, mungkin akan hilang,’’ kata Presiden UEFA Aleksander Ceferin, dilansir laman Reuters. (fin/tgr)