JAKARTA - Komoditas cabai sudah memasuki musim panen mulai Maret hingga Juni 2020. Produksi cabai dalam negeri diperkirakan hingga bulan Juni surplus sebanyak 124.881 ton.
Dengan demikian, meski di tengah wabah corona yang berkepanjangan, kemudian memasuki bulan Ramadan dan dilanjutkan Lebaran Idul Fitri, kebutuhan cabai dipastikan akan tercukupi.
Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan) Prihasto Setyanto mengatakan, perkiraan produksi cabai melimpah hingga Lebaran setelah melihat data Early Warning System (EWS).
EWS sendiri adalah sebuah sistem alarm untuk menjaga stabilitas dan pasokan komoditas hortikultura di masyarakat. Melalui EWS diharapkanmenjadi guidance bagi para pemangku kepentingan, untuk memantau ketersediaan komoditas di pasaran.
"Berdasarkan data EWS diprediksi produksi cabai dibandingkan dengan kebutuhannya secara nasional masih surplus," ujar Prihansto di Jakarta, kemarin (30/3).
Dia menyebutkan, produksi aneka cabai bulan Maret ini 203.057 ton dengan kebutuhan 174.219 ton, sehingga surplus 28.838 ton. Kemudian, produksi bulan April 217.588 ton dengan kebutuhan 178.594 ton, sehingga surplus 38.994 ton.
Selanjutnya produksi bulan Mei 217.258 ton dengan kebutuhan 182.634 ton, sehingga surplus 34.624 ton. Kemudian, produksi bulan Juni diperkirakan mencapai 174.219 ton, sehingga surplus 22.425 ton.
"Kami juga sudah mengecek kebenaran kondisi existing di lapangan melalui telepon, foto open camera dan video pada beberapa wilayah sentra utama," tutur dia.
Menyoal di tengah wabah corona, pihaknya menggandeng startup yang bergerak di bidang penjualan kebutuhan sehari-hari untuk menyerap hasil panen petani dalam negeri, seperti Sayur Box, Tani Hub, dan Kedai Sayur.
"Ini untuk memudahkan petani dalam menjual produknya dan memudahkan konsumen memperoleh kebutuhan pangan walau tetap di rumah," ungkap dia.
Dalam kesempatan itu, dia mengimbau agar masyarakat Indonesia tidak perlu panik. Prihasto menjamin produksi dan distribusi cabai tidak akan terganggu meski ada ancaman penyebaran wabah pandemi global.
Kementerian Perdagangan (Kemendag) sebelumnya memantau kenaikan harga cabai di beberapa pasar di wilayah Indonesia masih akan berlanjut. Hal ini dikarenakan berkurangnya pasokan imbas dari masa panen yang bergesere.
Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Suhanto Sastrosudarmo mengatakan, harga cabai akan mulai turun pada akhir Maret 2020. Itu karen meunggu masa panen di Bulan Maret 2020. "Sementara musim panen akan berlangsung bulan Maret 2020-April 2020," ujar dia.
Bersama dengan Kementan, pihaknya mendorong dinas-dinas daerah untuk meningkatkan produksi cabai. "Pastinya kami koordinasi dengan Kementan untuk mendapatkan informasi mengenai sentra-sentra tanaman cabai yang akan panen. Kementan bekerja sama dengan dinas-dinas di daerah untuk mendorong peningkatan produksi cabai," kata dia.(din/fin)