JAKARTA - Sudah 19 orang dinyatakan terpapar Virus Corona (Covid-19). Mayoritas, mereka terdampak imported case setelah bepergian ke luar negeri. Jumlah ini diyakini akan terus bertambah, sejalan dengan masifnya penyebaran virus asal Wuhan, Cina daratan sejak 19 Desember 2019.
Lalu dari mana mayoritas mereka yang terpapar? Informasi yang diterima Fajar Indonesia Network (FIN), rata-rata pasien terinfeksi setelah pulang bepergian dari Singapura. Pemerintah pun sudah merespon hal ini dengan mengerahkan tim dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Singapura (selengkapnya lihat grafis). ”Ada satu WNI di Singapura yang positif Covid-19. WNI itu merupakan pasien ke-147 positif Covid-19 di Singapura,” jelas Plt Jubir Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Teuku Faizasyah, Senin (9/3).
KBRI terus melakukan pemantauan secara dekat dan terus berkoordinasi kepada pihak-pihak berwenang terkait penanganan WNI yang telah diumumkan sebagai kasus ke-147 positif Covid-19. WNI berusia 64 tahun itu berjenis kelamin laki-laki usai tiba di Singapura pada hari Sabtu (7/3), dikonfirmasi positif Covid-19 pada hari Minggu (8/3) dan dirawat di National Centre of Infectious Diseases (NCID) di Singapura.
”Dengan ini total 3 WNI yang teridentifikasi positif Covid-19 di Singapura yakni kasus ke-21 (sudah dinyatakan sembuh dan dipulangkan dari RS pada 18 Februari 2020) dan kasus ke-133 yang diumumkan 7 Maret 2020,” terangnya dipertegas dalam rilis yang disampaikan.
BACA JUGA: Alhamdulillah, Iuran BPJS Gak Jadi Naik Bro!
Nah, untuk kasus ke-147, sampai saat ini belum diketahui bagaimana WNI tersebut dapat tertular Covid-19 namun Pemerintah Singapura menyebut kasus ini sebagai imported case atau kasus dari luar. ”Yang artinya WNI tersebut diduga kuat sudah terinfeksi Covid-19 sebelum melakukan kunjungan ke Singapura,” bunyi rilis tersebut.KBRI Singapura mengingatkan kepada seluruh WNI yang berada di Singapura atau berencana melakukan kunjungan ke Singapura bahwa status Dorscon Oranye masih berlaku di Singapura sehingga kewaspadaan yang tinggi masih diperlukan khususnya apabila menghadiri kegiatan yang banyak peserta dan berkunjung ke tempat umum.
”Diharapkan WNI dapat mengikuti aturan dan imbauan Pemerintah Singapura dalam penanganan penyebaran Covid-19, seperti menjaga kesehatan dan kebersihan pribadi, secara periodik mencuci tangan setelah beraktivitas di ruang publik, menghindari tempat-tempat dan acara yang melibatkan keramaian/kerumunan orang bilamana tidak mendesak, dan segera ke dokter apabila mengalami sistomatik,” bunyi rilis tersebut.
Lebih lanjut, dalam rilis tersebut, KBRI Singapura menekankan pula pentingnya tanggung jawab pribadi untuk bersikap proaktif memeriksakan diri apabila kebetulan berada di klaster penyebaran Covid-19 atau berinteraksi dengan kerabat atau kegiatan di klaster-klaster dimaksud. ”Penting juga untuk selalu memantau perkembangan melalui Covid-19 melalui jalur resmi Ministry of Health (MoH) dengan layanan hotline +6563259220 atau menghubungi KBRI di +6562953964,” bunyi akhir rilis tersebut
Sementara itu Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengumumkan ada penambahan 13 pasien positif terjangkit Covid-19. ”Sehingga hari ini jumlah kasus yang terkonfirmasi positif sebanyak 19 orang,” ungkapnya di Kantor Presiden, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (9/3).
Saat ditanya di mana lokasi mereka dirawat, Yuri tidak menjawab detail. Ia hanya menyebut mereka dirawat di ibu kota dan di luar ibu kota. ”Dalam penanganan. Ada yang di Jakarta dan ada yang di luar Jakarta,” ujar Yuri.
Seperti diketahui, enam pasien yang positif Covid-19, dirawat di dua rumah sakit yang berbeda di Jakarta. Lima pasien, yaitu kasus 1-5, di RSPI Sulianti Saroso, sedangkan kasus 6, di RSUP Persahabatan. Sementara untuk pasien 1 dan 2, Yuri menuturkan tidak ada keluhan dari sisi klinis. Dokter yang bertanggung jawab menyampaikan sekarang kedua pasien justru terbebani dari sisi psikologi. ”Ada beban psikologis akibat identitasnya yang sudah terpublikasi. Ini menjadi pukulan berat bagi mereka berdua,” terang Yuri.
BACA JUGA: Pasien Virus Corona di Indonesia Jadi 19 Orang
”Hasil pemeriksaan yang meraka dapatkan kemarin, sudah masuk hari ke-7, masih positif juga. Oleh karena itu, kita belum menyatakan melepas perawatan meskipun secara klinis tidak ada apa-apa,” lanjutnya. Untuk pasien tiga dan empat, kondisi fisik sudah bagus. Namun ada permintaan khusus berupa garansi agar pemerintah tidak mengumumkan nama mereka. ”Karena mereka takut terjadi seperti yang 1-2. Oleh karena itu, ada komunikasi mereka tidak kami larang menggunakan smart phone, mereka tidak isolasi sosial tapi fisiknya,” kata Yuri.Untuk pasien kelima, lanjut dia, kondisi fisik pun bagus. Namun, ada sedikit kebosanan karena hanya berada di dalam kamar isolasi. ”Pasien 06 bagus. Ini imported case. Jadi ini bukan infeksi atau penularan lokal,” ujar Yuri mengacu kepada pasien yang juga ABK kapal pesiar Diamond Princess tersebut.
Yurianto menyebutkan satu per satu pasien positif tersebut. ”Kita identifikasi kasus nomor 07, perempuan, 59 tahun, kondisinya nampak sakit ringan sedang, stabil. Ini kasus imported case, yang bersangkutan baru kembali dari luar negeri dan menunjukkan gejala lalu dilakukan pemeriksaan empat hari lalu, hasilnya hari ini positif, kasus no 07,” tambah Yurianto.
Selanjutnya pasien 08, laki-laki berusia 56 tahun. ”Pasien ini tertular oleh 07, karena memang suami istri, kondisinya sekarang menggunakan beberapa peralatan infus, oksigen karena sebelum kontak 07,” ungkap Yurianto.
Pasien 08 diketahui sudah sakit tapi bukan COVID-19 melainkan sakit diare ditambah riwayat diabetes, dan sekarang dikategorikan sakit sedang-berat. ”Kasus 09, perempuan, 55 tahun kondisi sekarang nampak sakit ringan sedang tanpa ada penyakit penyulit sebelumnya. Pasien ini juga imported case bukan bagian dari klaster manapun, datang dari luar negeri,” tambah Yurianto.
BACA JUGA: Ngabalin: Kalau Ahok Dipilih Jokowi, Kenapa Asam Lambung Ente Naik?
Pasien kasus 10, laki-laki, 29 tahun WNA, nampak dalam kondisi sakit ringan sedang, tracing atas kasus 01. Pasien kasus 11, WNA, perempuan 54 tahun, kondisi nampak sakit ringan sedang, bagian dari tracing kontak kasus 01, pasien kasus 12, laki-laki, 31 tahun sakit ringan sedang juga hasil tracing dari kasus 01.Pasien kasus 13, perempuan, 16 tahun juga tracing dari subklaster pasien nomor 03. Pasien kasus 14, laki-laki, 50 tahun gambaran sakit ringan sedang, imported case. Pasien kasus 15, perempuan, 43 tahun juga imported case. Pasien kasus 16, perempuan, 17 tahun ini terkait kontak erat dengan pasien kasus 15. Pasien kasus 17, laki-laki, 56 tahun ini imported case. Pasien kasus 18, laki-laki, 55 tahun ini juga imported case. Pasien kasus 19, laki-laki, 40 tahun, ini juga imported case. ”Mereka ada yang dirawat di Jakarta, ada yang di luar Jakarta,” ungkap Yurianto. (tim/fin/ful)