News . 24/02/2020, 13:00 WIB
JAKARTA - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim menginstruksikan seluruh sekolah agar memprioritaskan keamanan dan keselamatan siswa saat melakukan kegiatan di luar sekolah. Hal itu terkait kecelakaan hingga menewaskan 10 orang siswa SMPN 1 Turi di Sleman, Yogyakarta, saat melakukan kegiatan susur sungai.
"Sekolah mesti benar-benar memastikan semua kegiatan di bawah pembinaan sekolah agar dapat mengutamakan keamanan dan keselamatan siswa. Itu yang terpenting. Jadi harus dipertimbangkan secara matang," katanya dalam keterangannya, kemarin (23/2).
Mantan Bos Gojek ini juga meminta tim Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini, Dasar, dan Menengah bersama tim dari Inspektorat Jenderal menyelidiki kejadian kecelakaan yang menimpa siswa SMPN1 Turi di Sleman. "Kami bersama pemerintah setempat dan pihak berwajib terjun langsung ke lapangan untuk menelusuri apa yang menyebabkan hal ini bisa terjadi," kata Nadiem.
Dalam masalah ini, dia menilai pihak sekolah telah melakukan keteledoran karena menyelenggarakan kegiatan di luar sekolah tanpa memperhitungkan keamanan dan keselamatan siswa. "Ya ini konyol, kegiatan di luar sekolah dilakukan di tempat dan waktu yang tidak tepat," ujarnya.
Sebagai bentuk kepedulian, katanya, pemerintah akan memberikan santunan kepada ahli waris siswa SMPN 1 Turi yang meninggal dunia dalam kecelakaan tersebut. Masing-masing ahli waris korban yang meninggal dunia akan mendapatkan santunan Rp15 juta. Sementara yang mengalami luka-luka akan mendapatkan pengobatan gratis.
"Untuk ahli waris korban meninggal akan kami berikan santunan Rp15 juta per orang, kemudian untuk biaya pengobatan korban yang terluka juga akan kami berikan," tutu dia.
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPI) juga angkat suara terkait kasus tersebut. Komsioner KPIA, Jasra Putra mengatakan, dalam perfistiwa tersebut harus menjadi pelajaran bagi pihak sekolah untuk memperhatikan risiko saat melakukan kegiatan di alam terbuka.
Agar peristiwa serupa tak terulang kembali, KPAI berharap ada investigasi dari mana arus kencang yang langsung datang menerjang ratusan siswa hingga hilang dan meninggal.
Pemerintah, dalam hal ini Dinas Pendidikan Sleman, menurut dia, juga mesti mengawasi dan mengingatkan agar kegiatan yang dilaksanakan di luar sekolah apalagi di alam, perlu mendapat perhatian lebih dalam kondisi cuaca yang sewaktu waktu berubah.
Misalnya, apakah sekolah sudah mencari informasi yang cukup tentang aliran arus sungai, apakah sekolah mendapatkan izin dari yang berwenang atas penggunaan Sungai Sempor.
"Saya kira ini penting dilakukan investigasi, agar para keluarga yang siswa siswinya meninggal dapat tahu penyebabnya," ujar Jasra.
"Seperti anak bisa berenang atau tidak, bagaimana kondisi fisik dan apakah pakai pengaman seperti pelampung," tukas dia.
Berdasarkan data terbaru, dari total 257 murid SMPN Turi, 10 meninggal dunia, dan 23 siswa mengalami luka-luka.
Seperti diberitakan, sebanyak 257 siswa SMPN 1 Turi Sleman, Yogyakarta, mengikuti kegiatan Pramuka susur sungai di Sungai Sempor Yogyakarta, Jumat (21/2) kemarin.(din/fin)
PT.Portal Indonesia Media
Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210
Telephone: 021-2212-6982
E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com