News . 15/02/2020, 08:55 WIB
MAGELANG - Presiden Joko Widodo (Jokowi) berharap penanaan tanaman Vetiver pada daerah daerah-daerah longsor terus dilakukan terutama untuk di hulu dari waduk-waduk yang mencegah sedimen tidak masuk ke waduk-waduk.
”Ini yang harus ditingkatkan, banyak juga yang yang sudah di tanam di sini. Petai misalnya ada fungsi hijaunya, fungsi ekonominya juga ada,” ujar Presiden Jokowi usai meninjau bibit di kawasan Taman Nasional Gunung Merapi, Jurang Jero, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Jumat (14/2).
Tanaman lain, sambung Presiden, seperti jambu kristal ini ada fungsi penghijauan, tetapi fungsi ekonominya juga ada untuk rakyat. ”Coba ini lihat yang durian, saya seneng ini durian. Nanemnya senang, duriannya juga senang. Ini lengkeng, memang yang ditanam fungsi ekosistemnya, fungsi hidronya ada, tapi fungsi ekonominya juga ada,” sambung Presiden.
Di kawasan tersebut, menurut Presiden, juga ada tanaman yang disukai rakyat seperti jengkol, bambu petung, yang keduanya memiliki fungsi ekonomi kuat. Menurut Presiden, tanaman pinus dan nangka juga banyak disenangi di Jogja.
”Ada lagi nangka ini, banyak disenangi Jogja, karena dipakai untuk gudeg, tapi kayunya juga bagus ini untuk mebel, warnanya kuning, seratnya bagus. Ini sirsak, ini bagus. Ini pronojiwo, endemik di sini, bagus untuk obat,” tuturnya kepada wartawan.
Presiden juga berpesan sudah saatnya memulai hal-hal yang berkaitan dengan ekosistem satwa, flora-fauna, kemudian juga penanaman kembali atau reboisasi di kawasan-kawasan yang sering banjir dan tanah longsor. ”Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) Jurang Jero memiliki kemampuan untuk menampung enam pasang Elang Jawa, tetapi yang dilepas hari ini hanya satu pasang,” ujar usai melepas Elang Jawa di kawasan setempat.
Presiden juga menyempatkan diri melihat Sabo Dam setelah menyambangi Taman Nasional Gunung Merapi, Jurang Jero, Kabupaten Magelang, yang berjarak satu kilometer dari Sabo Dam Kali Putih.
Sabo Dam Kali Putih memiliki manfaat untuk mengendalikan aliran lahar dingin Gunung Merapi. Selain itu, Sabo Dam juga berfungsi sebagai jembatan penghubung antardesa, sebagai sumber air baku dan irigasi, serta area wisata. Bagian hulu Sabo juga dapat berfungsi sekaligus sebagai lokasi penambangan pasir dan batu secara terkendali.
Seperti diketahui, Gunung Merapi merupakan salah satu gunung api teraktif di Indonesia. Erupsi kecil terjadi dua kali dalam 10 tahun, sedangkan erupsi besar terjadi setiap 10 tahun sekali. Erupsi terbesar terjadi tahun 2010 lalu (sejak 170 tahun).
Dalam rangka penanggulangan banjir lahar Gunung Merapi, pada tahun 1977-1980 disusun sebuah rencana induk sebagai hasil kerja sama Indonesia dan Jepang. Selanjutnya, rencana induk tersebut ditinjau ulang tahun 2001, untuk kemudian ditinjau kembali pada tahun 2017 setelah erupsi besar tahun 2010 yang menghasilkan 140 juta meter kubik lahar.
Berdasarkan rencana induk tersebut, dilaksanakan pembangunan Sabo Dam dan prasarana pengendali banjir lahar lainnya secara besar-besaran, yaitu sebanyak 272 unit Sabo Dam. Selama peninjauan Sabo Dam tersebut, Presiden didampingi Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen, serta Kepala BNPB Doni Monardo. (fin/ful)
PT.Portal Indonesia Media
Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210
Telephone: 021-2212-6982
E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com