JAKARTA - Indonesia terimbas akibat penyebaran virus corona. Salah satu penyumbang kerugian terbesar dari sektor pariwisata. Tak tanggung-tanggung nilainya hingga menembus angka 2,8 milliar dolar AS atau Rp38,2 triliun. Jumlah kerugian bakal terus meluas seiring dengan penyebaran virus corona. Apalagi beberapa negara seperti Malaysia, Thailand maupun Singapura, terus melancarkan aksi dengan mencegah warganya pergi ke luar negeri meski pun imbauan itu hanya bersifat lisan.
”Nilai kerugiannya tentu akan terus bergerak. Kita bisa tahu ruginya berapa kalau corona udah berhenti kalau kita average (rata-rata, Red) setahun dari Cina saja dengan dua juta jumlah wisatawan kan sudah 2,8 miliar dolar AS kerugian misalnya,” terang Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio usai rapat koordinasi dengan Menhub dan operator penerbangan di Kemenpar, Jakarta, Rabu (12/2).
Angka yang ada saaat ini, didapat dari kunjungan jumlah wisatawan Cina ke Indonesia selama satu tahun di mana rata-rata mencapai dua juta wisatawan mancanegara. ”Data tahun terakhir bisa menjadi patokan. Memang ukurannya tidak sesederhana itu. Setidaknya kita sudah tahu bahwa wisatawan dari Cina saja jumlahnya menembus anga 2 juta. Kalkulasinya ke devisa sekitar 2,8 miliar dolar AS, tinggal hitung aja nanti berapa lama masa virus berkembang,” katanya.
BACA JUGA: Kemiskinan dan Pengangguran di Babel Turun?
Wishnutama menambahkan, pada masa-masa Februari hingga Maret biasanya para wisatawan tengah memesan pesawat ataupun hotel (booking period) persiapan liburan musim panas. ”Kalau Februari sampai Maret ini kan booking period. Sekarang wisatawan sedang pesan transportasi dan hotel untuk liburan musim panas. Ini juga akan punya dampak, kalau misalnya virus corona ini April selesai, itu imbasnya ke liburan musim panas,” urainya.Namun, lanjut dia, angka pasti kerugian bisa dihitung setelah dampak dari virus corona selesai, tetapi setelah itu juga masih terdampak efek sampingnya. Kondisi bakal terus bertambah, apalagi saat ini muncul tren keenggana orang untuk berwisata. ”Cek saja Singapura dan Hongkong meskipun tidak dari Cina ada kecenderungan sepi sekarang. Itu juga punya dampak,” katanya.
Nah, berdasarkan data Kementerian Pariwisata, kontribusi kunjungan wisatawan mancanegara China termasuk tertinggi, yakni dua juta wisman dengan total belanja 14.000 dolar AS per kunjungan atau Rp192 juta. Sementara itu, target perolehan devisa dari sektor pariwisata direncanakan mencapai 21 miliar dolar AS pada 2020 atau lebih besar 1 miliar dolar AS dari realisasi 2019 sebesar 20 miliar dolar AS atau Rp275 triliun.
BACA JUGA: Jenazah Korban Corona Wajib Dikremasi
Sementara itu, Badan Pengusahaan Kawasan Pelabuhan Bebas Sabang (BPKS) akan menindaklanjuti permintaan Wali Kota Sabang Nazaruddin untuk menunda kunjungan kapal pesiar MS Arthania dalam upaya mengantisipasi penyebaran Virus Corona. ”Sudah kita dapatkan informasi itu. Nanti akan ditindaklanjuti, permintaan Wali Kota Sabang tersebut mengingat kepentingan masyarakat Sabang lebih kita kedepankan," terang Kepala BPKS Razuardi.Wali Kota Sabang mengirim surat ke BPKS dengan Nomor 556/ 0933 tentang Penundaan Kedatangan Kapal Pesiar MS Artania, karena khawatir terkait status waspada pada penyebaran Virus Corona. Ia mengatakan kapal pesiar tersebut direncanakan akan merapat ke Sabang pada Minggu (16/2) mendatang. Namun BPKS bersama para pemangku kepentingan akan melakukan rapat pada Kamis (13/2) besok, untuk membahas tindak lanjut dari surat wali kota tersebut. ”Untuk itu segala sesuatu terkait instruksi penundaan kepada pihak-pihak terkait akan dibahas dalam rapat yang akan di laksanakan besok,” jelasnya. (fin/ful)