News . 13/02/2020, 14:15 WIB

Meski Turun, Penderita Kusta Masih Ada

Penulis : Admin
Editor : Admin

CIREBON - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cirebon terus berupaya menekan penularan penyakit kusta. Hasilnya, dalam tiga tahun terakhir, kasus kusta di Kabupaten Cirebon mengalami penurunan signifikan.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) pada Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon, H Nanang Ruhyana SKM MKes menuturkan, penderita kusta di Kabupaten Cirebon dari tahun ke tahun menurun. Disebutkannya, pada 2016 ada 245 orang penderita kusta, 2017 ada 232 orang dan pada tahun 2018 ada 228 orang. Sedangkan tahun 2019 menjadi 204 kasus.

"Dari tahun ke tahun persentasenya semakin menurun. Dari incident rate (IR) 10.000 penduduk, jumlah persentasenya menurun dari 1.04 persen atau 245 orang penderita kusta, menurun menjadi 1.01 persen, sekarang 0.97 persen," kata Nanang kepada Radar, Selasa (11/2).

Angka tersebut, lanjut Nanang, belum bisa dikatakan wilayah bebas kusta. Sebab secara nasional, bisa dikatakan bebas kusta jika persentasenya maksimal 0.95 persen. "Makanya kami kembali targetkan tahun ini turun di 0.02 persen menjadi 0.95 persen," tuturnya.

Sementara, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon, Hj Eni Suhaeni SKM MKes juga membenarkan, penurunan kasus kusta terjadi dalam tiga tahun terakhir, yakni dari tahun 2017 sampai 2019. Berdasarkan data yang dimilikinya, pada tahun 2017 jumlah kasus kusta sebanyak 232 kasus.

Pada tahun 2018 jumlahnya turun menjadi 228 kasus. Dan pada tahun 2019, jumlahnya kembali turun menjadi 204 kasus. “Artinya di Kabupaten Cirebon setiap tahun mengalami penurunan,” ujar Eni pada Radar, kemarin.

Menurutnya, penderita kusta di Kabupaten Cirebon hampir tersebar di semua kecamatan. Namun, data penderita kusta paling tinggi berada di 29 kecamatan. Target Dinkes di tahun 2020 ini, ingin menangkis kusta di kalangan orang dewasa.

Untuk memenuhi target tersebut, pihaknya sudah membentuk Forum Santri Peduli Kusta belum lama ini. “Pembentukan Santri Peduli Kusta bertujuan untuk mendeteksi kusta secara dini di lingkungan pondok pesantren. Mereka nanti kita berikan pemahaman tentang ciri-ciri kusta, mulai dari bentuk, warna dan lainnya,” jelas Eni.

Dia menjelaskan, penyakit kusta disebabkan oleh bakteri atau kuman mycobacterium leprae. Gejala yang ditimbulkan, akan muncul bercak putih atau merah pada kulit namun ketika diraba tidak terasa. Maka jika terdapat bercak putih atau merah pada kulit dan tidak terasa saat diraba, segera periksakan ke puskesmas terdekat.

"Segera datang ke Puskesmas, obatnya gratis. Jadi kami harap jangan kucilkan mereka, jangan diskriminasikan orang yang punya kusta. Karena mereka bisa sembuh. Pengobatannya hanya satu tahun, kalau rutin insya Allah akan sembuh,” katanya.

Selain terus berupaya meminimalisir kasus kusta, Dinkes juga ingin menghilangkan stigma di masyarakat yang masih takut dengan penyakit kusta. “Kami ingin menghilangkan stigma di masyarakat, penyakit kusta ini jangan ditakuti. Dan penderita kusta harus kita rangkul supaya mereka bisa hidup secara normal seperti yang lainnya,” tukasnya. (via)

           
© 2024 Copyrights by FIN.CO.ID. All Rights Reserved.

PT.Portal Indonesia Media

Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210

Telephone: 021-2212-6982

E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com