Iran Luncurkan Satelit, AS Sewot

fin.co.id - 10/02/2020, 11:15 WIB

Iran Luncurkan Satelit, AS Sewot

Pesawat milik maskapai Citilink terdampak abu vulkanik erupsi Gunung Ruang di Bandara Sam Ratuangi, Manado, Sulawesi Utara

DUBAI - Iran akhirnya meluncurkan satelit, yang menjadi bagian dari program pemula miliknya. Gedung putih pun langsung merespon hal ini dan menganggap program tersebut sebagai kedok untuk menutupi pengembangan rudal balistik Iran.

”Satelit Zafar sudah diluncurkan ke orbit dari Semnan pada kecepatan 7.400 kilometer. Ini sudah menjadi kebijakan untuk menguatkan posisi Iran dalam bidang tekhnologi,” terang Menteri Teknologi Komunikasi dan Infromasi Iran, Mohammad Javad Azari-Jahromi, seperti dilansir Kantor Berita IRIB.

Dengan informasi ini, Iran berarti telah meluncurkan sedikitnya dua satelit tahun lalu, namun gagal. ”Mengapa Amerika selalu menganggap apa yang dilakukan adalah bentuk kejahatan. Ini yang kami rasa mereka selalu cemas dengan apa yang kami lakukan,” terangnya.

BACA JUGA: Jokowi Tandatangani Dua MoU

Begitu satelit berada di orbit, sambung dia, gambar pertama yang akan dikirim yakni foto Soleimani. ”Ini pesan untuk semua pihak, bahwa begitu kami hormati dan kami cintai Soleimani,” terangnya.

Iran meluncurkan satelit pertama mereka Omid (Hope) pada 2009 dan satelit Rasad (Observation) dilepaskan ke orbit pada Juni 2011. Teheran menyebutkan bahwa pada 2012 pihaknya berhasil menempatkan satelit buatan sendiri ketiga Navid (Promise) ke orbit.

Sementara itu, Pemerintah AS seperti yang dilansir AFP menyebut merasa khawatir bahwa teknologi balistik jarak jauh yang digunakan untuk menempatkan satelit ke dalam orbit dapat digunakan untuk meluncurkan hulu ledak nuklir.

Dengan tudingan itu Teheran pun langsung membantah aktivitas satelit sebagai kedok untuk pengembangan rudal dan mengatakan Iran tidak pernah mengejar pengembangan senjata nuklir.

Seperti diketahui Pemerintah Presiden Donald Trump kembali memberlakukan sanksi terhadap Iran setelah pada 2018 Washingon hengkang dari perjanjian internasional, yang dirancang untuk mengekang program nuklir Iran. Menurutnya, perjanjian nuklir tersebut sangat lemah dan tidak mencakup pembatasan terhadap program rudal Teheran.

Ketegangan antara Iran dan Amerika Serikat, yang sudah meningkat atas isu nuklir, mencapai puncaknya dalam puluhan tahun setelah jenderal besar Iran, Qassem Soleimani, tewas dalam serangan pesawat nirawak AS di Baghdad pada 3 Januari. Iran pun membalas serangan tersebut dengan menargetkan pangkalan AS di Irak. (fin/ful)

Admin
Penulis