JAKARTA- Badan Pusat Statistik Indonesia merilis pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,02 persen di tahun 2019. Angka ini lebih rendah dibanding capaian tahun 2018 yakni sebesar 5,17 persen.
Ekonomi Indonesia pada kuartal IV 2019 juga mengalami perlambatan sebesar 4,97 persen dibanding kuartal IV 2019 sebesar 5,17 persen. Begitu pun kuartal III 2019 sebesar 5,02 persen.
Angka ini tentunya jauh dari janji Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada pemelihan Presiden 2014 silam. Saat itu, Jokowi berjanji akan membuat ekonomi Indonesia menyentuh 7 persen.
Janji tersebut merupakan salah satu dari 9 program Jokowi-JK saat itu. Dalam janjinya apabila pertumbuhan ekonomi berhasil menyentuh 7%, Jokowi ingin memberikan uang Rp 1 juta/bulan untuk keluarga miskin.
BACA JUGA: Jokowi Tolak Pemulangan 600 WNI yang Tergabung ISIS
"Meningkatkan anggaran penanggulangan kemiskinan termasuk memberikan subsidi Rp 1 juta setiap bulannya untuk keluarga prasejahtera sepanjang pertumbuhan ekonomi Indonesia di atas 7 %," demikian bunyi janji Jokowi saat Pemilu 2014 lalu.Namun hingga dilantik sebagai presiden pada periode ke-dua, 2020-2024, angka ekonomi Indonesia tetap bertahan di 5,02 persen. Angka ini bahkan lebih rendah dibanding tahun kemarin yang menyentuh 5.17 persen.
Ditemui di Istana Kepresidenan, Rabu (5/2) Jokowi mengklaim, angka tersebut justru cukup memuaskan. Ia Jokowi mengatakan capaian tersebut patut disyukuri di tengah situasi global yang belum kondusif.
"Patut kita syukuri, yang lain-lain bukan turun, anjlok. Kita ini kalau enggak kita syukuri artinya kufur nikmat. Pertahankan pada posisi yang seperti ini saja sulit sekali," ujarnya.
Suami Iriana ini mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini masih cukup bagus dibanding negara-negara lain. "Ya marilah kita bandingkan dengan negara-negara lain, terutama kita di G20. Kita ini nomor 2, growth kita. Dan alhamdulillah ini juga patut kita syukuri bahwa pertumbuhan ekonomi masih di atas 5 persen, 5,02 persen," kata Jokowi. (dal/fin)