News . 04/02/2020, 05:15 WIB

Presiden Pastikan WNI Dikarantina Sehat

Penulis : Admin
Editor : Admin

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memastikan seluruh Warga Negara Indonesia (WNI) yang dipulangkan dari Wuhan, Provinsi Hubei, China dalam kondisi sehat. Meski demikian sebagai langkah antisipasi penyebaran virus corona di tanah air, pemerintah melakukan sejumlah pengawasan sesuai dengan standar yang diterapkan badan organisasi kesehatan dunia (WHO).

Presiden Jokowi kembali menegaskan seluruh WNI yang dievakuasi dari Wuhan, dalam keadaan sehat. Meski demikian, tetap harus mengikuti observasi sesuai protokol kesehatan internasional.

"Observasi sehingga betul-betul dinyatakan mereka 'clean' (bersih), bersih, sehingga dapat kembali ke keluarga masing-masing. Itu protokol kesehatan yang harus diikuti," tegasnya.

Tak lupa Jokowi juga mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Natuna, karena lokasi di Kepulauan Riau itu menjadi tempat karantina sementara.

"Saya juga berterima kasih ke masyarakat Natuna yang juga sudah memberikan lampu hijau karena ini saudara-saudara kita sendiri. Memang kemarin ada beberapa alternatif, ada yang kemarin, Morotai misalnya, Biak. Tidak semua pulau bisa dipakai," ujar dia.

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Anung Sugihantono mengatakan pemeriksaan kesehatan untuk setiap WNI yang tengah dikarantina di Natuna dilakukan dua kali sehari.

"Sampai tadi malam jam 23.00 dilaporkan semua dalam keadaan baik. Hari ini sedang dilakukan proses pengukuran suhu setelah mereka melakukan olahraga dan sarapan," kata Anung.

Sebanyak 238 WNI dari Hubei yang dikarantina ditempatkan di hanggar yang sudah disiapkan. Hanggar tersebut sudah dimodifikasi dan ditempatkan di 10 tenda, tujuh kamar secara terpisah. Laki-laki dan perempuan pun juga dipisahkan.

Sementara 27 anggota tim penjemput di luar tenaga kesehatan yaitu lima anggota tim advance dari Kemlu RI dan 15 kru Batik Air ditempatkan terpisah. Mereka tidak dalam satu kompleks hanggar, namun tetap di dalam ring satu wilayah karantina yang aksesnya dibatasi dari lingkungan luar.

Selain itu, Anung juga mengatakan Pemerintah terus memantau perkembangan tiga WNI yang gagal pulang dikarenakan tidak lolos skrining kesehatan di China.

"Pemerintah sudah melakukan pendataan terhadap tiga orang saudara kita yang tidak bisa ikut pulang. Karena dua batuk pilek, satu demam. Waktu berangkat kan masih bersamaan dengan rekan-rekan yang jumlahnya 238 itu, kita lebih waspada," kata Anung.

Dilanjutkan Anung, pihaknya juga membagi wilayah karantina menjadi tiga lapis. Pertama di mana para WNI tidak ada yang kontak dengan orang lain kecuali tenaga kesehatan. Pada lapis kedua digunakan untuk dukungan pelayanan kesehatan, makanan, dan sebagainya. Sementara di lapis ketiga digunakan untuk tempat melakukan pemantauan.

"Kami semua ada di situ untuk memastikan bahwa apa yang dikhawatirkan oleh masyarakat itu tidak terjadi," kata Anung.

Anung menegaskan penempatan karantina di hanggar pangkalan udara bukan hanya mempertimbangkan lokasi yang paling jauh, namun melihat psikologi para WNI yang diobservasi kesehatannya agar tidak stres.

"Pertimbangan jarak yang berjauhan dengan lokasi masyarakat juga menjadi salah satu pertimbangan dalam menentukan lokasi karantina merujuk pada mekanisme penularan virus," jelasnya.

           
© 2024 Copyrights by FIN.CO.ID. All Rights Reserved.

PT.Portal Indonesia Media

Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210

Telephone: 021-2212-6982

E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com