News . 04/02/2020, 09:14 WIB

Cina Marah Besar

Penulis : Admin
Editor : Admin

BEIJING - Virus ganas Corona membuat banyak negara yang menutup pintu bagi warga negara Cina dan menangguhkan penerbangan dari negara Tirai Bambu tersebut. Larangan masuk bagi warganya itu membuat Cina benar-benar marah, bahkan membandingkannya dengan peristiwa Holocaust.

Cina mengkritik negara-negara yang telah menerapkan pembatasan seperti itu, dan melampiaskan banyak kemarahannya kepada Amerika Serikat (AS). Menurut Beijing, keputusan seperti itu terlalu tidak baik.

Menurut Beijing keputusan seperti itu bertentangan dengan rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menyatakan darurat kesehatan global akibat wabah 2019-nCoV tidak boleh direspons dengan pembatasan ketat perjalanan dan perdagangan dengan China.

Pelaksana Tugas (Plt) Duta Besar China untuk Israel, Dai Yuming, membandingkan apa yang dialami warga negara Cina di berbagai negara dengan peristiwa Holocaust.

Dalam sebuah pengarahan kemarin di Tel Aviv dia mengatakan; “Jutaan orang Yahudi terbunuh, dan banyak, banyak orang Yahudi yang ditolak ketika mereka mencoba mencari bantuan dari negara lain. Hanya sangat, sangat sedikit negara yang membuka pintu mereka, dan di antara mereka adalah China," katanya, seperti dikutip dariSBS.com.au, Senin (3/2/2020).

Dia juga menyalahkan apa yang dia sebut sebagai "berita palsu" sebagai faktor banyak negara membuat pembatasan seperti itu.

Dai dalam menceritakan peritiwa Holocaust mengklaim bahwa Shanghai di masa silam menawarkan perlindungan kepada sekitar 20.000 orang Yahudi yang melarikan diri dari Eropa.

Cina mungkin menyadari bahwa pihaknya melangkah terlalu jauh dengan perbandingan Holocaust kali ini. Kedutaan Besar China di Israel kemudian meminta maaf atas pernyataan Dai, dan mengatakan; "Tidak ada niat apa pun untuk membandingkan hari-hari gelap Holocaust dengan situasi saat ini dan upaya yang dilakukan oleh pemerintah Israel untuk melindungi warganya."

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Cina menuduh Amerika Serikat (AS) telah menciptakan dan menyebarkan ketakutan setelah wabah corona muncul, Senin (3/2). AS justru melakukan hal yang dinilai tidak patut ketimbang menawarkan bantuan signifikan untuk mengatasi masalah tersebut.

"Semua yang telah dilakukan hanya dapat menciptakan dan menyebarkan ketakutan, yang merupakan contoh buruk," kata juru bicara Kementerian Hua Chunying.

Hua menjelaskan, AS adalah negara pertama yang menyarankan penarikan sebagian staf kedutaannya dari Cina. Negara itu juga yang pertama memberlakukan larangan perjalanan bagi para wisatawan Cina.

Dengan berbagai bukti tersebut, China yakin AS menyebarkan ketakutan ke negara dan wilayah lain di seluruh dunia atas wabah tersebut.

Hua mengatakan, China berharap negara-negara lain akan membuat penilaian dan tanggapan yang masuk akal, tenang, dan berdasarkan pada ilmu pengetahuan.

Virus corona jenis baru telah menelan 361 nyawa yang mayoritas berasal dari Wuhan, Hubei China. Infeksi virus itu telah menyerang kurang lebih 17 ribu orang di seluruh dunia.

Akibat penyebaran yang luas, banyak negara memberlakukan pelarangan warga atau wisatawan yang sebelumnya dari wilayah China untuk masuk. Penerbangan dari dan ke China pun banyak dibatalkan untuk sementara waktu. (der/fin)

           
© 2024 Copyrights by FIN.CO.ID. All Rights Reserved.

PT.Portal Indonesia Media

Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210

Telephone: 021-2212-6982

E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com