Tito Didoakan Jadi Presiden

fin.co.id - 01/02/2020, 09:55 WIB

Tito Didoakan Jadi Presiden

Pesawat milik maskapai Citilink terdampak abu vulkanik erupsi Gunung Ruang di Bandara Sam Ratuangi, Manado, Sulawesi Utara

SURABAYA - Pemilihan Presiden 2024 masih lama. Namun, sejumlah tokoh sudah digadang-gadang untuk dijagokan sebagai calon presiden (capres). Salah satunya Tito Karnavian. Menteri Dalam Negeri (Mendagri) ini didoakan menjadi presiden menggantikan Joko Widodo pada 2024 mendatang.

Yang mendoakan adalah Menkopolhukam Mahfud MD. Dia itu diucapkan Mahfud saat berpidato di sela acara launching Anjungan Dukcapil Mandiri (ADM) di Grand City Surabaya, Jawa Timur pada Jumat (31/1) kemarin. Tak hanya Tito, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa juga didoakan menjadi wakilnya Tito.

Menurut Mahfud, kedua tokoh itu adalah sosok pekerja keras. Tito juga dinilai sangat cerdas. "Saya ingat pada 2010, melihat Pak Tito di TV. Saya bilang, anak ini kok cerdas sekali. Saya tanya dari mana, ternyata dari Palembang. Lalu saya tanya murid saya. Kamu kenal nggak sama orang itu. Murid saya menjawab kenal. Dia orang hebat. Suatu saat nanti tahun 2022, beliau akan jadi Kapolri. Eh ternyata lebih cepat. Tahun 2016 sudah jadi Kapolri. Sekarang Mendagri. Semoga mudah-mudahan tahun 2024 jadi presiden," ujar mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) ini.

Selain Tito, Mahfud mengaku sudah lama mengenal Khofifah. Menurutnya, Khofifah merupakan sosok yang tidak kenal lelah. "Bu Khofifah ini pekerja keras. Junior saya di politik. Kami sama-sama di PKB. Beliau sudah jadi menteri dua kali, tapi masih mau jadi gubernur. Mudah-mudahan nanti kalau Pak Tito jadi presiden, Bu Khofifah wakilnya," pungkas Mahfud. Tito dan Khofifah tampak tersenyum atas doa Mahfud.

Pada kesempatan itu, Tito menyerahkan mesin cetak dokumen kependudukan bernama Anjungan Dukcapil Mandiri ke Pemprov Jawa Timur. "Mesin ini sangat banyak manfaatnya. Jarena mempermudah layanan publik," jelas Tito.

Menurutnya, masyarakat yang sebelumnya mengurus kartu kependudukan harus melalui RT, RW, kelurahan hingga kecamatan sudah bisa memangkas waktu, jarak maupun biaya karena ada mesin tersebut. "Belum lagi harus dilempar sana, dilempar sini dan lambat karena bertemu manusia dengan manusia," ucap mantan Kapolri tersebut.

Manfaat lainnya, yakni upaya pencegahan terhadap tindakan korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). Karena tak ada kesempatan bertemu dengan otoritas pemilik kewenangan. Cukup memasukkan nomor identitas kependudukan, maka sudah bisa dicetak empat dokumen penting. Yakni KTP, kartu keluarga, akta kelahiran serta kartu kematian.

Tito juga mengapresiasi peran Khofifah yang berinisiatif mengumpulkan kepala daerah agar menggunakan mesin tersebut di di wilayahnya masing-masing. "Kemendagri punya database dan sistem. Tetapi tidak punya biaya. Nah, biayanya ini dari pemerintah di daerah. Pertama kali yang beli Kabupaten Magetan. Kemudian Bu Khofifah mendengar dan segera menerapkannya di Jatim," jelasnya. Ia berharap Jatim menjadi provinsi perintis untuk memicu daerah-daerah lain di Tanah Air untuk menerapkan hal serupa.

"Kemudahannya masyarakat bisa langsung mencetak sendiri tanpa harus melalui proses berbelit-belit. Misalnya masyarakat mengurus KTP harus menghadap ke RT, RW, Kelurahan. Yang pakai mobil Mercy cepat dikerjakan. Namun, yang pakai sandal jepit berjam-jam. Belum lagi ada amplopnya dan seterusnya. Dengan mesin ini, satu menit selesai," paparnya.

Cukup Satu Menit

Sebelumnya di Magetan, Tito meluncurkan mesin Anjungan Dukcapil Mandiri (ADM) yang ada di mal pelayanan publik lantai 2 Pasar Baru Magetan. Di sana, Tiuto melihat langsung cara kerja mesin pembuat administrasi kependudukan tersebut, seperti KTP elektronik, KK, dan lainnya. Magetan menjadi kabupaten pertama dari kabupaten/kota di Indonesia yang memiliki ADM.

Setelah meninjau pelayanan publik, Mendagri juga menyerahkan bantuan mobil pemadam kebakaran yang merupakan hibah dari Kementerian Dalam Negeri kepada Pemkab Magetan. Dia menyebut mobil pemadam kebakaran tersebut sebagai reward untuk Pemkab Magetan sebagai kabupaten pertama kali memiliki ADM.

Penggunaan mesin ADM di Magetan, lanjut Tito, diharapkan bisa ditiru kota/kabupaten lain di Indonesia. "Penggunaan ADM, Anjung Dukcapil Mandiri karena begitu diluncurkan Kemendagri kita berharap pemerintah daerah masing-masing membeli. Agar jika mengurus dokumen tidak ribet. Satu menit sudah keluar e-KTP-nya," papar Tito.(rh/fin)

Admin
Penulis