Merangkaknya Kenaikan Harga Karet

fin.co.id - 15/01/2020, 13:34 WIB

Merangkaknya Kenaikan Harga Karet

Pesawat milik maskapai Citilink terdampak abu vulkanik erupsi Gunung Ruang di Bandara Sam Ratuangi, Manado, Sulawesi Utara

Meskipun dibayangi hujan turun setiap hari tanpa kenal waktu, musim hujan membuat senyum petani tetap mengembang. Hasil sadapan karet mereka cenderung berkurang, ternyata dari sisi harga merangkak naik.

MALYADI - Pangkalan Balai

Memasuki minggu tiga Januari 2020 ini, petani karet di Kota Pangkalan Balai mulai tersenyum kembali. Pasalnya harga komoditas karet mulai merangkak naik, kisarannya sebesar Rp500-700 per kilogramnya.

“Iya memang harga getah yang ditimbang sekali satu minggu mulai naik, dari Rp8.000 per kilogram menjadi Rp 8.500 per kilogram. Namun ada juga yang membeli dengan harga Rp 8.700,” ungkap Nasir, petani karet di Manggus Kelurahan Pangkalan Balai.

Nasir menduga, naiknya harga getah karet tersebut lantaran masuknya musim hujan. “Biasa kalau masuk musim hujan harga getah pasti naik, mungkin karena hasil getah berkurang karena kalau hujan banyak petani malas menyadap karet karena takut hasilnya hilang terbawa air hujan,” beber dia.

Senada dikatakan Muzaida, petani karet lainnya. Menurut wanita ini, kenaikan harga tersebut membuat sejumlah petani karet kembali bergairah. “Alhamdulillah dengan naiknya harga getah karet ini, membuat penghasilan kami bertambah,” sambung dia.

Namun sayangnya kata dia, kenaikan harga getah karet itu terjadi di saat musim hujan. Sebab kata dia, di saat musim hujan petani karet susah untuk mengumpulkan getah. “Kalau kita menyadap tiba-tiba turun hujan, tentunya getah akan terbawa air hujan dan banyak yang hilang,” terang dia.

Hal yang sama disampaikan Indra, petani karet lain yang mengaku pihaknya memang senang harga karet naik, namun terpaksa harus standby ke kebun untuk mengantisipasi hujan datang.

“Kalau biasa sudah sadap kita langsung pulang dan besok baru mengumpulkan getah. Sekarang kita tunggu karena sudah sadap khawatir hujan. Kalau ditinggal getah hilang karena hanyut tertimpa air hujan, makanya kalau mau hujan kita lihat lagi hasil sadap kalau banyak dikumpuli, sayang hilang percuma,” pungkas dia. (*)

Admin
Penulis